Berdasarkan penanggalan tersebut, pendirian masjid ini bisa diperkirakan pada tahun 1479 Masehi.
Salah satu fakta menarik tentang pembangunan masjid ini adalah bahwa empat soko guru atau tiang utamanya didirikan oleh empat wali.
Sunan Bonang mendirikan tiang di sisi barat laut, Sunan Gunung Jati di barat daya, Sunan Ampel di bagian tenggara, dan Sunan Kalijaga Demak yang mendirikan tiang di timur laut.
Tiang yang dibuat oleh Sunan Kalijaga, yang dikenal sebagai Soko Tatal, terbuat dari potongan-potongan kayu, berbeda dengan tiga tiang lainnya yang terbuat dari kayu utuh.
Masyarakat setempat menganggap bahwa ini adalah hasil dari kesaktian Sunan Kalijaga, yang mampu menciptakan tiang utama masjid dengan bahan yang unik ini.
BACA JUGA:Rekomendasi Terbaik Ban Motor Awet dan Anti Licin!
Pembangunan Masjid Agung Demak adalah karya arsitektur yang luar biasa. Ini merupakan bukti bahwa Sunan Kalijaga memiliki pemikiran arsitektur yang maju jauh sebelum zamannya.
Saat ini, konsep yang diterapkan oleh Sunan Kalijaga dalam pembangunan masjid ini mungkin akan dianggap sebagai avant-garde dan revolusioner.
Sunan Kalijaga telah memecahkan batasan dengan menggunakan potongan kayu bekas untuk menciptakan tiang utama sebuah masjid.
Ini adalah prestasi yang bahkan dalam arsitektur modern saat ini masih dianggap luar biasa.
BACA JUGA:Pilih Yang Terbaik, Ini Merk Aki Motor Unggulan di Indonesia Yang Berkualitas dan Awet
Sayangnya, informasi yang lebih rinci tentang proses pembangunan masjid ini masih belum jelas.
Apakah pembangunan dimulai pada tahun 1479 dan selesai pada tahun yang sama atau hanya dimulainya pembangunan pada tahun 1479 tetapi belum selesai pada waktu yang sama.
Yang pasti, Masjid Agung Demak adalah salah satu masjid tertua dan paling penting dalam penyebaran Islam, khususnya di Pulau Jawa.
Dengan usianya yang hampir mencapai 550 tahun, masjid ini adalah saksi bisu dari berbagai perubahan zaman dan tetap menjadi salah satu tempat suci yang paling bersejarah di Indonesia.*