Saat itu seorang sahabat bernama Salman Al-Farisi mengajukan usulan yang akan dikenang sampai sekarang.
Salman yang lahir dan besar di Persia, mengusulkan untuk mengadopsi cara Persia ketika menghadapi musuh yang besar.
Menurut Salman, cara paling efektif menghadapi serbuan pasukan Makkah yang datang dengan kekuatan sangat besar, adalah dengan membuat parit yang mengelilingi kota.
Khandak, yang berarti Parit, kemudian menjadi nama perang tersebut.
BACA JUGA:Berminat Mengganti Ban Motor dengan yang Tubeless? Pastikan Membeli Merk Paling Awet Ini
Setelah strategi itu disepakati, maka Nabi Muhammad bersama para sahabat pun bergerak keluar Madinah.
Untuk selanjutnya nabi dan para sahabat membuat parit sebagai benteng pertahanan. Parit yang sangat dalam, sehingga akan berakibat kematian bila dilewati pasukan Makkah.
Parit itu juga sangat lebar, sehingga tidak mungkin dilompati pasukan berkuda.
Nabi dan para sahabat bukan hanya menggali tanah, tapi juga menghancurkan batu-batu yang sangat keras.
BACA JUGA:Nokia 2300 5G 2023, Ternyata ini Keunggulannya Sehingga Jadi Best Seller?
Ketika besi yang Nabi ayunkan dengan keras beradu dengan sebongkah batu besar. Hingga pada waktu itu terjadi terperciklah kilatan api yang sangat besar.
Cukup lama, sehingga membuat Nabi berdiri agak lama memperhatikan percikan api tersebut.
Usai percikan api tersebut, Nabi Muhammad pun memutar tubuhnya menghadap para sahabat.
Kepada para sahabat, Nabi Muhammad kemudian menceritakan apa yang beliau lihat dari percikan api tadi.
BACA JUGA:Era Megalitikum, Jelajahi Peradaban dan Peninggalan Kuno di Bengkulu
Kata Nabi Muhammad, beliau sudah ditunjukkan tiga kejadian umat Islam di masa yang akan datang.