Pada tahun ke-6 Hijrah itu, Nabi Muhammad menerima kabar bahwa ribuan tentara Makkah sudah berangkat untuk menghancurkan kota Madinah.
Diketahui bahwa jumlah pasukan Makkah, berlipat-lipat melebihi jumlah pasukan Madinah.
Mendengar kabar tersebut, Nabi pun bermusyawarah dengan para sahabat. Merumuskan cara terbaik untuk menghalau serbuan Makkah.
Satu solusi disepakati. Bahwa cara terbaik menghadapi serbuan Makkah adalah menghadangnya di luar kota.
BACA JUGA:Harta Karun Emas Terbesar di Dunia, Inilah Sederat Keindahan yang Berkilau di Masa Lalu
Pertanyaanya, bagaimana caranya menghadapi pasukan yang jumlahnya jauh lebih besar tersebut.
Saat itu seorang sahabat bernama Salman Al-Farisi mengajukan usulan yang akan dikenang sampai sekarang.
Salman yang lahir dan besar di Persia, mengusulkan untuk mengadopsi cara Persia ketika menghadapi musuh yang besar.
Menurut Salman, cara paling efektif menghadapi serbuan pasukan Makkah yang datang dengan kekuatan sangat besar, adalah dengan membuat parit yang mengelilingi kota.
BACA JUGA:Misteri dan Keindahan Gunung Arjuno, Inilah Kisah Gunung Berapi yang Sangat Menawan
Khandak, yang berarti Parit, kemudian menjadi nama perang tersebut.
Setelah strategi itu disepakati, maka Nabi Muhammad bersama para sahabat pun bergerak keluar Madinah.
Untuk selanjutnya nabi dan para sahabat membuat parit sebagai benteng pertahanan. Parit yang sangat dalam, sehingga akan berakibat kematian bila dilewati pasukan Makkah.
Parit itu juga sangat lebar, sehingga tidak mungkin dilompati pasukan berkuda.
BACA JUGA:Nokia 2300 5G 2023, Ternyata ini Keunggulannya Sehingga Jadi Best Seller?
Nabi dan para sahabat bukan hanya menggali tanah, tapi juga menghancurkan batu-batu yang sangat keras.