PAGARALAMPOS.COM - Terlepas dari perang di Ukraina, industri pertahanan Rusia sejak CAATSA (Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act) disahkan oleh Presiden AS Donald Trump pada 2 Agustus 2017, maka mulai mendapat tekanan serius
Khususnya dalam upaya ekspor persenjataan. Yang mana posisi Rusia kala itu adalah pengekspor persenjataan kedua terbesar di dunia setelah AS.
Menyadari adanya tekanan serius dari AS, ditambah yang terbaru tekanan serta sanksi dari Barat pasca operasi militer di Ukraina pada Febrruari 2022.
Maka serangkaian strategi dijalankan Moskow guna mengoptimalkan pelang ekspor produk militer dan pertahanan, khususnya ke negara-negara yang secara tradisional banyak menggunakan alutsista berstandar Soviet/Rusia.
BACA JUGA:Kompolnas Awasi Pengamanan Pendaftaran Peserta Pemilu 2024
Pola kerja sama dalam produksi persenjataan kini menjadi prioritas yang ditawarkan Rusia. Namun, tak bisa dipungkiri ada persepsi bahwa Rusia terkesan ‘pelit’ dalam urusan alih teknologi kepada negara pembeli. Apakah benar demikian?
JSC Rosoboronexport dalam siaran pers (19/10/2023) menyebut bahwa industri pertahanan Rusia secara aktif menawarkan format kerja sama baru kepada negara mitra sesuai dengan tren pasar senjata global saat ini.
Foto : Angkatan bersenjata.-Rusia Berikan Contoh Kerja Sama Pertahanan Yang Sukses Dengan India-Indomilitee.com
Salah satu kecenderungan utama dalam military- technical cooperations adalah meningkatnya minat global terhadap kemitraan teknologi.
"Perkiraan kami, pangsa proyek-proyek tersebut akan berlipat ganda pada tahun 2030 dan menempati 40 persen dari seluruh pasar senjata global,” kata Alexander Mikheev, Direktur Rosoboronexport.
BACA JUGA:Kapolri Beri Kuliah Kebangsaan di Unhas Makassar
Rosoboronexport yang berperan sebagai agen penjualan persenjataan resmi Rusia. memiliki kompetensi yang kuat dalam meluncurkan produksi berlisensi, termasuk mendirikan usaha patungan dan melakukan kerjasama dengan pelanggan asing.
“Kami memiliki portofolio atas proyek-proyek yang telah selesai dan saat ini untuk semua layanan Angkatan Bersenjata,” tambah Mikheev.
Ia mencontohkan pada skema kerja sama pertahanan yang telah berjalan baik dengan India. Rosoboronexport telah memenuhi kontrak kemitraan teknologi dengan pelanggan asing sejak tahun pertama pendiriannya.
Pada tahun 2000, Rosoboronexport tersebut menandatangani kontrak besar dengan Hindustan Aeronautics Limited (HAL) Corporation India untuk mengatur produksi berlisensi jet tempur Sukhoi Su-30MKI di India.