ATACMS mulai digunakan secara operasional oleh Angkatan Darat AS pada tahun 1991 selama Perang Teluk I.
BACA JUGA:New Release, Begini Fitur Terbaru Nokia 2300 5G
Rudal ini memiliki kemampuan presisi yang baik dan dapat digunakan untuk menyerang target darat, termasuk target taktis dan strategis di jarak jauh.
Selama bertahun-tahun, sistem ATACMS mengalami sejumlah peningkatan kemampuan dan perangkat keras.
Termasuk peningkatan jangkauan dan presisi. Ini memungkinkan sistem ini untuk terus relevan dalam operasi militer.
Dengan mesin roket yang menggunakan bahan bakar roket padat, MGM-140 ATACMS memiliki kecepatan luncur yang cukup tinggi.
Namun, kecepatan luncurnya bisa bervariasi tergantung pada varian dan kondisi peluncuran. Secara umum, kecepatan luncur ATACMS berkisar antara Mach 3 hingga Mach 4.
Kecepatan luncur yang tinggi seperti ini memungkinkan rudal ATACMS untuk mencapai target dengan cepat.
Yang dapat menjadi faktor penting dalam mengejutkan musuh atau mengurangi waktu tanggap terhadap ancaman yang mendesak.
Selain itu, kecepatan ini juga memberikan kemampuan lebih baik untuk menghindari pertahanan udara musuh.
BACA JUGA:AKBP Erwin Irawan Pimpin Latpra Ops Mantap Brata Musi 2023 - 2024
Berat ATACMS bervariasi tergantung pada variannya. Namun, secara umum, berat sistem peluncuran ATACMS adalah sekitar 24,5 ton.
Sementara berat tiap rudal mencapai 1,6 ton. Untuk hulu ledak, dapat bervariasi tergantung pada varian dan peran spesifik dari rudal tersebut, dengan berat di rentang 160-560 kg. Di antaranya adalah Unitary Warhead dan Brilliant Anti-Tank (BAT) Submunition.
Unitary Warhead digunakan untuk menyerang berbagai jenis target darat seperti infrastruktur, pasukan musuh, kendaraan lapis baja, dan lainnya. Ini adalah muatan konvensional tanpa submunisi tambahan.
Sementara BAT adalah submunisi yang dirancang untuk meluncur dan mencari target lapis baja musuh, seperti tank.