Bangunan ini memiliki dua bilik, satu di sisi kiri dan satu di sisi kanan.
Bilik di sisi kiri diperuntukkan bagi perempuan dan memiliki pancuran dari Arca Naga, yang melambangkan sifat feminitas.
Sementara itu, bilik di sisi kanan diperuntukkan bagi laki-laki dan memiliki pancuran dari arca Garuda, yang melambangkan sifat maskulin.
Petirtaan Air Jolotundo juga terkait dengan berbagai mitos yang berkembang di masyarakat sekitar.
BACA JUGA:Ban Motor Anti Licin yang jadi Incaran Semua Kalangan!
Salah satu mitos menyebutkan bahwa air Jolotundo memiliki kemampuan untuk membuat seseorang tetap awet muda.
Mitos lainnya mengatakan bahwa air ini memiliki kemampuan penyembuhan, mampu membawa keberuntungan, dan dapat digunakan sebagai tempat untuk berdoa agar mendapatkan keberkahan rezeki.
Beberapa sumber juga menyebutkan bahwa wisatawan yang ingin memanfaatkan air Jolotundo sebaiknya mengikuti beberapa tata cara, sebagaimana yang dilakukan oleh masyarakat setempat.
Masyarakat desa sekitar sering menggelar ritual bernama Ruwat Sumber sebagai tanda rasa syukur mereka terhadap air yang berasal dari petirtaan ini.
Ritual ini diadakan sekali setahun pada bulan Syuro. Petirtaan ini sangat keramat, dan pengunjung diharapkan untuk menjaga perilaku sopan santun saat berkunjung, tidak merusak atau melakukan vandalisme pada situs tersebut, serta menjaga kebersihan area pemandian.
Peraturan juga mengatur penggunaan bilik khusus bagi laki-laki dan perempuan.
Semua larangan ini bertujuan untuk menjaga agar situs ini tetap asri dan lestari, sehingga bisa dinikmati oleh generasi masa depan.
Dalam konteks pariwisata berkelanjutan, menjaga dan merawat situs sejarah dan alam seperti Petirtaan Air Jolotundo adalah tugas bersama kita semua.
Sebelum Anda mengunjungi Petirtaan Air Jolotundo, pastikan untuk mematuhi peraturan dan menghormati nilai-nilai budaya yang melekat pada tempat ini.