BACA JUGA:Tiger 4×4 “Mad Max” Telah Beroperasi di Ukraina, Ternyata Begini Ketangguhannya di Medan Tempur
Selain itu, pelatihan ekstra untuk awak kapal selam dan personel lain yang akan terlibat dalam memasok sistem AIP juga diperlukan.
Selain itu, TNI AL harus menemukan rantai pasokan lokal dan perusahaan yang memiliki kapasitas dan kemampuan untuk menyediakan hidrogen murni.
Oksigen cair, dan/atau bahan kimia lain yang ‘berkelas AIP’ dalam jumlah yang cukup yang dibutuhkan sistem AIP tepat waktu.
Bahkan di masa damai, hal ini dapat menjadi tantangan logistik yang besar terutama jika kita mempertimbangkan aspirasi TNI AL untuk mengerahkan armada kapal selamnya di masa depan di luar Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
BACA JUGA:Tiger 4×4 “Mad Max” Telah Beroperasi di Ukraina, Ternyata Begini Ketangguhannya di Medan Tempur
Selain itu, konfigurasi full LIB lebih konsisten dengan rencana Naval Group dan PT PAL Indonesia, untuk mendirikan Lab Penelitian Energi (Energy Research Lab) di Indonesia dengan fokus pada pengembangan teknologi energi bawah laut di masa depan.
Jika semuanya berjalan lancar, LIB untuk Scorpene Evolved batch kedua dan selanjutnya yang mungkin dibeli dan dibuat oleh Indonesia di masa depan akan berasal dari laboratorium ini.
Laboratorium ini dapat digunakan untuk mengembangkan teknologi terkait energi lainnya untuk pasar militer dan komersial.(*)