PAGARALAMPOS.COM – Walaupun skenario yang dibuat oleh Zwick, Marshall Herskovitz dan John Logan, isinya berupa tiga urutan pertempuran utama, sebenarnya ceritanya mengenai perjalanan spiritual yang dialami oleh pejuang Amerika saat dia menghabiskan beberapa waktu di sebuah desa Jepang yang berada di pegunungan.
BACA JUGA:Undercover Indonesia! Suku Pedalaman Papua, Salah Satunya Suku Kanibalisme Terakhir di Dunia
Di desa tersebut cara samurai sudah berkembang jadi budaya disiplin, keindahan, rasa hormat, dan komunal yang indah.
Latihan yang dilakukan Algren adalah perpaduan antara latihan umum yang biasa dilakukan seorang pejuang umumnya dengan praktik meditasi dan seni yang biasanya dihubungkan dengan Zen Buddhisme.
BACA JUGA:Sejarah Unik Suku di Jambi, Kamu Wajib Tau
Bagian menariknya, film ini memotret secara detail mengenai pesona hidup.
Terdapat jawaban yang jelas dalam pertempuran terakhir, yaitu Amerika sudah lama jadi pedagang senjata terbesar di dunia.
Film ini adalah drama yang dipoles dengan kuat dan penuh wawasan lintas budaya
BACA JUGA:Mengintip Kecanggihan Ducati Monster 796 Kustom, Inspirasi dari Lamborghini, Ini Selengkapnya!
Zwick dan Cruise berhasil membuat drama dengan sentuhan yang kuat serta penuh dengan pertunjukan yang menarik.
Berisi wawasan lintas budaya; ‘The Last Samurai’ juga berisi kombinasi yang langka.
Ya, sebuah film full action tapi juga mempunyai banyak momen magis kecil.
BACA JUGA:Selain Suku Sakai dan Suku Lom, Ternyata Ada Banyak Lagi Suku bangka Belitung!
Bisa kita lihat seperti adegan saat Katsumoto membicarakan tentang bunga sakura.
Adegan-adegan singkat dan lembut seperti ini bertambah manis jika dibandingkan dengan kekerasan yang terjadi dalam perang.