Pasar Kripto Turun Berjamaah, Ternyata Ini Penyebabnya

Minggu 08-10-2023,10:59 WIB
Reporter : Rerry
Editor : Rerry

Pasar Kripto Turun Berjamaah, Ternyata Ini Penyebabnya PAGARALAMPOS.COM - Pasar kripto turun berjamaah dalam 24 jam terakhir yang dipengaruhi oleh tiga faktor utama. Merujuk dari CoinMarketCap pada Jumat 6 Oktober 2023 pukul 06.45 WIB, pasar kripto runtuh serentak.  Bitcoin melemah 1,26% ke US$27.439,51 meski secara mingguan masih naik 1,52%.

BACA JUGA:Kategori Gunung Terpendek di Indonesia! Berikut 5 Fakta Menarik Gunung Api Batur Bali Ethereum melemah 2,09% dalam 24 jam terakhir dan dalam tujuh hari terdepresiasi 2,32%. XRP turun 1,73% secara harian meski secara mingguan masih menguat 2,90%. Begitu pula dengan Solana yang terdepresiasi 1,90% dalam 24 jam terakhir meskipun secara mingguan masih terbang 14,01%. CoinDesk Market Index (CMI) yang merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari pasar aset digital turun 1,48% ke angka 1.140,64. 

BACA JUGA:Temukan Ratusan Batu Nisan Kuno di Aceh! Begini Pendapat Para Arkeolog Open interest terdepresiasi 0,48% di angka US$24,48 miliar. Sementara dilansir dari Alternative.me, bitcoin fear & greed index tercatat berada di posisi 48 yang mana merupakan kategori netral atau lebih rendah dibandingkan hari kemarin 5 Oktober 2023 yang berada di angka 49 dengan kategori netral juga. Sedangkan fear & greed index yang dilansir dari coinmarketcap.com menunjukkan angka 45 yang menunjukkan bahwa pasar berada di fase netral dengan kondisi ekonomi dan industri kripto saat ini. Dilansir dari cointelegraph.com, terdapat beberapa alasan mengapa kripto sulit mengalami kenaikan akhir-akhir ini. 

BACA JUGA:Temukan Ratusan Batu Nisan Kuno di Aceh! Begini Pendapat Para Arkeolog Mulai dari kondisi makroekonomi khususnya yang datang dari Amerika Serikat (AS), lesunya volume trading, dan ekspektasi ETF yang turun. Saat ini, bank sentral AS (The Fed) masih relatif bersikap hawkish mengingat inflasinya yang mengalami kenaikan dan semakin menjauhi target The Fed yakni 2%.  Hal ini berdampak pada potensi The Fed yang kemungkinan akan menaikkan 25 basis poin (bps) di sisa akhir tahun ini. Selain itu, imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun pun mengalami lonjakan yang sangat signifikan akibat suku bunga AS yang tinggi. 

BACA JUGA:Pos Senyum Pandawa Kostrad, Primadona Bagi Masyarakat Kenyam di Papua Hal ini semakin menarik investor untuk masuk ke instrumen investasi tersebut dan menghindari risk asset seperti kripto. Aktivitas perdagangan spot di bursa tradisional telah menurun ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak akhir tahun 2020, yang menandakan berkurangnya partisipasi investor institusi. Perlu dicatat bahwa penurunan volume perdagangan mungkin disebabkan oleh perusahaan perdagangan besar yang berbasis di AS, seperti Jane Street Group dan Jump Trading, yang menjauhkan diri dari pasar mata uang kripto menjelang Mei 2023. Faktor terakhir melemahnya pasar kripto saat ini yakni akibat permintaan ETF khususnya Ether yang lesu. 

BACA JUGA:Tingkatkan Kemampuan Operasi Malam Hari, Pesawat Tempur TNI AU Gunakan Bom Latih Malam ETF berjangka eter yang baru diluncurkan, volumenya tetap rendah sepanjang hari pertama perdagangan.  Meskipun ETF ini keluar, mereka tidak mendorong perubahan harga secara besar-besaran.

BACA JUGA:Divisi Humas Polri dan PWI Jalin Sinergi dan Bahas Kerja Sama Jelang Pemilu 2024 Di antara ETF baru yang lebih populer saat ini, Ethereum Strategy ETF (EFUT) VanEck memperdagangkan hanya 25,000 lembar dengan harga rata-rata US$17 per lembar dengan total volume dolar hanya US$425.000. (*) Artikel ini telah terbit di https://www.google.com/amp/s/www.cnbcindonesia.com/market/20231006071849-17-478347/pasar-kripto-turun-berjamaah-ternyata-ini-biang-keroknya/amp

Kategori :