PAGARALAMPOS.COM - Suku adalah salah satu bagian utama dari kekayaan budaya manusia yang ada di dunia bahkan di indonesia.
Suku-suku di seluruh dunia telah memainkan peran penting dalam membentuk sejarah, bahasa, adat istiadat, dan identitas komunitas mereka, sehingga terciptanya suatu kebiasaan yang unik.
Ada yang Unik bahkan ada pula yang dianggap aneh tentang kebiasaan atau tradisi di suku-suku tersebut, warisan budaya yang kaya merupakan langkah kontribusi dalam membangun peradaban dari amsa lalu hingga kini.
Melalui artikel ini, Kita akan membahas prospek dan tantangan yang dihadapi suku, serta sejauh mana dampak dunia modern yang terus berubah terhadap tradisi di suku-suku yang ada.
BACA JUGA:Gunung Salak Indonesia, Mengungkap Makam-Makam Bersejarah yang Menyimpan Misteri Dijalur Pendakian
Ketika suku Polahi menghadapi dampak pengaruh luar, kekuatan mereka dalam mempertahankan esensi tradisionalnya menjadi sumber inspirasi.
Kehidupan di hutan lebat di Gorontalo memungkinkan mereka untuk tetap terisolasi dari arus utama perubahan, namun dampak globalisasi dan interaksi dengan komunitas lain mulai memberikan dampak.
Meskipun beberapa perubahan positif telah terjadi dalam hal kesejahteraan dan pendidikan, aspek-aspek tertentu dari tradisi mereka terus menimbulkan pertanyaan dan perdebatan di masyarakat luas.
Menyeimbangkan warisan budaya dan kebutuhan akan perubahan merupakan dinamika yang terus dihadapi suku Polahi dalam perjalanannya menuju masa depan yang lebih baik.
BACA JUGA:Satgassus Polri Lakukan Pencegahan Korupsi Illegal Drilling
Meski pernikahan sedarah dianggap tabu, namun hal itu masih sering terjadi di suku Polahi.
Selain itu, poligami juga diterima di suku ini, dan para pria suku Polahi tidak keberatan untuk menikahi lebih dari satu wanita.
Sistem poligami yang unik ini seringkali berhubungan dengan pernikahan sedarah di suku Polahi, seperti menikahi dua saudara kandung sekaligus dan sebagainya.
Yang lebih mengejutkan, meskipun pernikahan sedarah sering kali dikaitkan dengan kelahiran anak-anak yang cacat, namun di suku Polahi tidak terdapat anak-anak cacat dari pernikahan sedarah tersebut.
BACA JUGA:Wonderia Park, Dulunya Wisata Hits Ramai Dikunjungi, Sekarang Menjelma ANGKER Seperti Kuburan