PAGARALAMPOS.COM – Mengingat perhatian kita sekarang ini terhadap riset tentang kloning dan penelitian sel induk, Frankenstein tampaknya tidak kehilangan aspek kengeriannya yang orisinal atau relevansinya di zaman ini.
Selama terdapat kekhawatiran terkait kekuatan sains dan ruh manusia, akan selalu tersedia ruang bagi monster ini untuk tetap bergentayangan.
BACA JUGA:Info Penting! Awet dan Anti Selip, Catat 4 Merk Ban Terbaik Ini
Monster itu selalu menjadi subjek sebenarnya dari kisah Frankenstein.
Dan penceritaan ulang baru Kenneth Branagh pada sinema ini memahami hal itu.
Frankenstein karya Mary Shelley’ ini memiliki semua properti yang biasa ada di film-film ‘Frankenstein’, yang dibawa ke puncaknya:
BACA JUGA:Tahan Lama Teruji Awetnya, Ini 4 Merk Aki Terbaik Agar Performa Kendaraan Prima
Malam-malam yang gelap dan penuh badai, sambaran petir, gudang pekuburan bagian-bagian tubuh.
Laboratorium tempat Victor Frankenstein mengaduk kuali uapnya yang mengepul, kehidupan.
Namun bagian tengah film, yang lebih tenang dan penuh makna, berisi kisah nyata.
BACA JUGA:Sindoro, Misteri dan Mitos Dibalik Pesona Keindahan Gunung yang Berselimut 'Pedhut' Kabut
Makhluk itu (Robert De Niro) telah lolos dari penawanannya dan mengembara ke lingkungan pastoral di mana sebuah keluarga kecil hidup dengan damai.
Cuacanya dingin, dan dia merayap ke dalam kandang, makan dari bak yang sama dengan babi.
Dan memandang dengan penuh kerinduan melalui jendela ke pemandangan damai di sekitar perapian.