Dikatakan bahwa nama "Sindoro" berasal dari bahasa Sanskerta "Sundara", yang berarti indah atau cantik.
Mitos ini semakin menguat saat dijumpai kutipan dari manuskrip Pujangga, yang mengaitkan Gunung Sindoro dengan kata "Sundara" ketika berbicara tentang gunung-gunung Dieng.
Letusan dan Sejarah Vulkanik
Gunung Sindoro bukanlah gunung biasa, melainkan gunung vulkanik yang beberapa kali mengeluarkan letusan hebat.
Meskipun aktivitasnya telah mereda, sejarah mencatat beberapa kejadian signifikan.
BACA JUGA:Ilmuwan Cina Adopsi Teknologi 6G Mendeteksi Keberadaan Kapal Selam
Letusan besar pada tahun 1818 dan 1860 menciptakan jejak dalam sejarah, mengirimkan abu vulkanik hingga ke pesisir Pekalongan dan Kebumen.
Bahkan pada awal abad ke-20, letusan-letusan kecil tetap menggema. Pada tahun 1923, suara ledakan menggemparkan kawasan sekitar.
Legenda Keluarga dan Dua Anak Kembar
Dalam legenda yang berkembang di sekitar Gunung Sindoro, terdapat kisah keluarga dengan dua anak kembar.
Kedua anak ini memiliki kepribadian yang sangat berbeda, satu anak yang sopan dan bijaksana, sementara yang lain nakal dan suka menyebabkan masalah.
BACA JUGA:Inilah 7 Candi dan Kuil Termegah di Dunia, Indonesia Salahsatunya
Konflik dan pertengkaran antara mereka akhirnya membawa sang ayah untuk bertindak, dan dalam kemarahan yang meluap-luap, ia memukul anak yang nakal hingga menjadi yang terluka – seperti bagian Sumbing.
Sedangkan anak yang lebih sopan diberi nama "ndoro", yang berarti bijaksana dan sopan dalam bahasa Jawa.
Legenda ini mengilhami sebutan Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing, yang letaknya berdekatan, mencerminkan dua karakter yang berbeda namun saling terhubung.
Mitos Makhluk Halus dan Bidadari