Sejarah Dinasti Qing Cina Yang Makmur, Kaya Dan Sejahtera Namun Runtuh Karena 3 Hal Ini!

Kamis 08-08-2024,08:06 WIB
Reporter : Bodok
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Sejarah Dinasti QIng Cina Yang Makmur, Kaya Dan Sejahtera Namun Runtuh Karena 3 Hal Ini.

Selama kurang lebih 2.000 tahun Berkuasa pada masa kejayaannya, dinasti-dinasti kuat Kekaisaran China berkuasa dan tidak tersentuh oleh pengaruh luar masih menjadi misteri hingga sekarang. 

Telah lama Memiliki kekuasaan yang solid, beberapa dinasti dari kerajaan China merupakan yang terkaya di dunia pada zaman dahulu.

Dahulu pada abad ke-19, telah begitu banyak teradi sejumlah konflik datang silih berganti dalam lingkup internal dan menjadi penyebab runtuhnya Kekaisaran China.

BACA JUGA:Sejarah Suku Bajo, Disebut Gipsi Laut Atau Manusia Ikan

Beberapa slasan utama dinasti kerajaan China tempo dulu hancur karena gagal beradaptasi dengan modernisasi, dalam strategi reformasi mereka tidak mampu menyatu dengan gempuran perubahan. 

Sebuah tim peneliti asal Vienna, Austria Complexity Science Hub (CHS) , menganalisis dari salah satu dinasti Kerajaan China yang paling jaya dan paling lama berkuasa yaitu Dinasti Qing. 

Pernah menguasai seluruh daratan China, Dinasti Qing berkuasa selama lebih dari 250 tahun dan runtuh pada 1912 yang pada masa lampau. 

BACA JUGA:Mengapa Suku Moronene Sudah Ada Sejak Zaman Prasejarah? Temukan Jawabannya di Sini!

Dari para peneliti CSH, mengungkapkan pemicu Dinasti Qing ambruk adalah ketidakstabilan akibat modernisasi.

Beberapa hasil studi ini menawarkan pelajaran penting untuk generasi zaman sekarang mengenai strategi bertahan pada era perubahan. 

Seperti yang kita ketahui, China merupakan negara dengan perekonomian terbesar di dunia dalam hal Purchasing Power Parity (PPP). 

Namun, kesuksesan mereka dalam membangun fondasi perekonomian yang kuat bukanlah hal baru lagi. 

BACA JUGA:Eksplorasi Budaya Sumatra Utara: 5 Museum Terbaik yang Menyimpan Warisan Sejarah

Sejak tahun 1820, perekonomian China juga menduduki posisi teratas di dunia, menyumbang 32,9 persen Produk Domestik Bruto (PD) dalam skala global.

Kategori :