Dalam legenda yang berkembang di sekitar Gunung Sindoro, terdapat kisah keluarga dengan dua anak kembar.
BACA JUGA:Terkait Dugaan Penculikan WNI, Polri Berkoordinasi Dengan PDRM Malaysia
Kedua anak ini memiliki kepribadian yang sangat berbeda, satu anak yang sopan dan bijaksana, sementara yang lain nakal dan suka menyebabkan masalah.
Konflik dan pertengkaran antara mereka akhirnya membawa sang ayah untuk bertindak, dan dalam kemarahan yang meluap-luap, ia memukul anak yang nakal hingga menjadi yang terluka – seperti bagian Sumbing.
Sedangkan anak yang lebih sopan diberi nama "ndoro", yang berarti bijaksana dan sopan dalam bahasa Jawa.
Legenda ini mengilhami sebutan Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing, yang letaknya berdekatan, mencerminkan dua karakter yang berbeda namun saling terhubung.
BACA JUGA:Terkait Dugaan Penculikan WNI, Polri Berkoordinasi Dengan PDRM Malaysia
Mitos Makhluk Halus dan Bidadari
Mitos yang melingkupi Gunung Sindoro juga menghidupkan makhluk-makhluk halus dalam kepercayaan masyarakat. Ada cerita tentang jin baik yang mendiami gunung ini.
Konon, makhluk halus ini hanya akan mengganggu para pendaki yang melakukan kejahatan atau perbuatan buruk.
Sebaliknya, ada pula mitos yang mengatakan bahwa Gunung Sindoro dihuni oleh bidadari cantik.
Bidadari ini terhubung dengan keberadaan bunga edelweis yang harum, yang tumbuh di puncak gunung.
Dalam mitos ini, bidadari-bidadari ini menjaga aroma edelweis yang harum dan menawan.
Pusat Peradaban dan Misteri Arkeologi
Salah satu mitos menarik lainnya adalah peran Gunung Sindoro sebagai pusat peradaban dari kerajaan Mataram. Konon, gunung ini hancur dan menghancurkan peradaban Mataram di sekitarnya.