PAGARALAMPOS.COM – Yup. Alur ‘13 Assassins’ sangat straight forward, maju dan linear.
Tidak banyak hal ‘remeh temeh’ yang dibuat untuk membuat cerita menjadi sok rumit.
Malah, dalam beberapa sisi ‘13 Assassins’ memiliki beberapa trope film ensemble yang sangat familiar.
BACA JUGA:Butuh yang Awet? Pakai 4 Merk Ban Motor Terbaik Ini
Ada adegan perekrutan dan tiap anggota yang direkrut memiliki personality yang berbeda-beda.
Dari sekian banyak anggota yang direkrut, pasti ada satu yang berfungsi sebagai comic relief.
Meski ada latar politis di ceritanya, ‘13 Assassins’ tetaplah film yang first and foremost dibuat untuk menonjolkan aksi para samurai.
BACA JUGA:Peduli Gambut, Gubernur Herman Deru Komitmen Tidak Keluarkan Izin Alihfungsi Sejak Awal Menjabat
Hal itu ditunjukkan lewat adegan-adegan sabet pedang yang dikoreografikan dengan apik dan asik.
Meski tak bisa dipungkiri terkadang bisa sangat terlihat hiperbolis juga menyaksikannya.
Bayangkan saja; 13 samurai harus menghadapi 200 orang bawahan Naritsugu.
BACA JUGA:Berikan SK Pejabat Struktural, Dr Elvera: Ciptakan Kolaborasi dan Harmonisasi
Dengan 'hanya' bermodal sebuah desa yang sudah disulap menjadi perangkap kematian.
Tapi tak apalah, hal ini cukup menutupi kekurangan dalam hal narasi.
Overall, fitur aksi sabet pedang yang dikoreografikan dengan apik dan kisah semangat bushido yang terkikis zaman.