Berbeda dengan metode di Pulau Jawa, padi di Bengkulu ditanam di darat, bukan di sawah yang dibajak dengan kerbau.
Namun, produksi padi di sini tidak mencukupi kebutuhan lokal, sehingga harus diimpor dari Pulau Jawa, sekitar 2000 ton setiap tahun.
Sejarah ini memberikan wawasan tentang keberhasilan produksi gula di Bengkulu selama era kekuasaan Inggris.
Produksi gula yang berkualitas tinggi dan harga yang kompetitif menjadikannya salah satu komoditas yang penting dalam perdagangan di wilayah tersebut.
Meskipun saat ini tidak ada bekas fisik yang mengingatkan pada masa itu, catatan sejarah seperti ini memainkan peran penting dalam memahami sejarah Bengkulu dan kontribusinya dalam perdagangan gula pada masa itu.***
Artikel ini telah tayang di laman rakyatbengkulu.disway.id