Misteri dan Mitos Gunung Bawakaraeng, Rahasia yang Tak Pernah Terbayangkan di Balik Keelokan Dataran Sulawesi

Rabu 20-09-2023,02:34 WIB
Reporter : Jukik
Editor : Jukik

Salah satu mitos paling populer di kalangan pendaki Gunung Bawakaraeng adalah tentang "Hantu Nino." Kisah ini dimulai pada tahun 1980-an, di awal masa pendakian Gunung Bawakaraeng. Nino adalah seorang pendaki wanita yang mengalami nasib tragis saat mendaki gunung ini. 

Cerita tentang Nino berawal dari penemuan mayatnya yang tergantung di sebuah pohon besar di Pos 3, salah satu jalur pendakian.

BACA JUGA:Mumifikasi Suku Dani, Tradisi Pengawetan Jasad Panglima Perang yang Hanya Ada di Papua? Simak!

Hantu Nino sering dikabarkan muncul pada saat bulan purnama. Beberapa pendaki juga mengaku bahwa karetnya menjadi tiba-tiba berat saat melewati Pos 3, terutama yang menggunakan karet berwarna merah. 

Bahkan, Hantu Nino disebut-sebut dapat membuat pendaki tersesat jika mereka melakukan hal-hal aneh selama pendakian.

2. Pasar Anjaya

Salah satu cerita mistis yang paling terkenal di kalangan pendaki Gunung Bawakaraeng adalah tentang "Pasar Anjaya." Lokasinya adalah sebuah tanah lapang yang terletak di antara Gunung Bawakaraeng dan Lompobattang. 

Warga setempat menyebut Pasar Anjaya sebagai pasar hantu atau tempat berkumpulnya jin. Sebagai catatan, para pendaki dianjurkan untuk tidak mendirikan tenda di lokasi Pasar Anjaya.

BACA JUGA:Indonesia Hebat! Ternyata di Bali Ada Tempat Terbersih di Dunia Loh, Simak Faktanya Disini

Pasar ini terlihat aneh karena dikelilingi oleh pepohonan, namun di titik yang dimaksud tidak ada satu pun pohon yang tumbuh. Kisah-kisah aneh dan suara keramaian sering terdengar di lokasi ini jika seseorang nekat mendirikan tenda di sana.

3. Ritual Haji Bawakaraeng

Istilah "Haji Tabattu" atau "Haji Bawakaraeng" sangat melekat pada warga yang tinggal di sekitar Gunung Bawakaraeng. 

Mereka mempercayai bahwa jika mereka tidak dapat menunaikan haji ke Mekkah, mereka dapat menggantinya dengan meniatkan haji di Gunung Bawakaraeng. Ritual haji dimulai pada saat salat Idul Adha di gunung ini.

Warga setempat membawa sesajen seperti gula merah, kelapa, daun sirih, dan pinang. Mereka juga melepas hewan ternak, biasanya ayam dan kambing. Pendaki yang beruntung dapat menangkap ayam tersebut untuk dikonsumsi.

BACA JUGA:Meski Sudah Banyak di Kunjungi Wisatawan, Ternyata Tempat Wisata di Jogja Ini Terkenal Angker Loh, Simak Disin

Dengan keindahan alamnya, jalur pendakiannya yang menantang, dan mitos yang menyelimutinya, Gunung Bawakaraeng adalah destinasi yang menarik bagi para pecinta petualangan dan mereka yang ingin merasakan keajaiban alam Indonesia. 

Kategori :