PAGARALAMPOS.COM - Hingga saat ini, misteri Kota Atlantis yang Hilang masih belum terpecahkan.
Meskipun beberapa ahli percaya bahwa Atlantis mungkin terletak di lokasi yang berbeda dari benua yang hilang yang diyakini sebelumnya, keasliannya masih menjadi pertanyaan besar.
Legenda Atlantis seringkali dikaitkan dengan peradaban yang sangat maju dan dianggap sebagai kekayaan intelektual yang mampu membawa perdamaian bagi dunia.
Kisah Atlantis telah menjadi inspirasi bagi banyak buku, majalah, dan situs web yang didedikasikan untuk menyelidiki dan menangani aspek misteriusnya.
Banyak peneliti, arkeolog, dan sejarawan yang terus menggali bukti-bukti yang mampu mengungkap keberadaan Atlantis, meski hingga saat ini belum ada bukti konkrit yang dapat menguatkan atau menyangkal keberadaannya.
BACA JUGA:Inilah Alasan Mengapa Tradisi Perkawinan di Indonesia Dianggap Nyeleneh
Namun hingga saat ini kebenaran seputar keberadaan Atlantis masih samar-samar dan dikelilingi oleh anomali yang sulit dijelaskan.
Misteri ini terus membuat banyak orang tertarik untuk menggali lebih dalam dan menemukan kebenaran di balik legenda mempesona tersebut.
Faktanya, beberapa orang telah kehilangan kekayaannya dan dalam beberapa kasus nyawa mereka mencoba menemukan lokasi Atlantis.
Dimana Salah satu pakar yang percaya Atlantis berada di Indonesia adalah Profesor Arysio Santos, seorang ahli geologi dan fisikawan nuklir asal Brasil, yang telah melakukan penelitian selama 30 tahun untuk mengungkap keberadaan Atlantis.
BACA JUGA:Begini Nasib Pencari Rumput si Penemu Istana Didalam Hutan Jati
Santos menggunakan pendekatan ilmu geologi, astronomi, paleontologi, arkeologi, linguistik, etnologi, dan mitologi perbandingan dalam penelitiannya.
Ia yakin bahwa Atlantis tenggelam sekitar 11.600 tahun yang lalu akibat letusan beberapa gunung berapi yang terjadi secara bersamaan pada akhir zaman.
Salah satu gunung api besar yang meletus saat itu adalah Gunung Krakatau Purba, yang kabarnya letusannya dapat menggelapkan seluruh dunia.
Letusan gunung-gunung berapi tersebut mengakibatkan gempa bumi, pencairan es, banjir, dan tsunami dahsyat.