PAGARALAMPOS.COM – Terjadi dua kepentingan yang bertolak belakang dalam pelaksanaan kebijakan di level operasional.
Selain sifat negara yang uniter, teori realisme menyatakan situasi dunia internasional yang anarki tidak memungkinkan untuk melakukan kerjasama, dan memaksa negara untuk tidak dapat mengandalkan negara serta institusi lain dalam menjalankan kepentingan nasionalnya.
BACA JUGA:Embat Saudara Sendiri! Inilah Tradisi Unik dan Aneh Suku Pedalaman Di Gorontalo
Sebagaimana dalam film ini telah gambarkan, yaitu mengevakuasi dan menyelamatkan warga negaranya di negara yang sedang berkonflik.
Mekanisme self-help dan unilateralisme ditunjukkan sangat relevan, ketika AS menjalankan sendiri operasi evakuasi tersebut secara keseluruhan, tanpa sepenuhnya mengandalkan bantuan dari milisi lokal yang pro-Amerika.
BACA JUGA:Ungkap Cerita Mistis Gunung Batur yang Menyimpan Misteri Paling Menyeramkan di Bali
Walaupun di sini non-state actor yang ditunjukan dalam film ini secara tidak langsung mempengaruhi pengambilan kebijakan suatu negara.
Peran aktor non-state ini mempengaruhi bagaimana Amerika bersikap dan melakukan kebijakan yang berkaitan dengan keamanan warga negaranya di luar negeri.
Milisi 17th February Martyrs Brigade dan seluruh milisi di Libya diragukan kepercayaannya.
BACA JUGA:WOW, Pernikahan Aneh Ini Bikin Netizen Salfok Saat MalPernya?
Itu dikarenakan mereka tidak mengikuti permintaan koordinasi dari tim GRS dan CIA.
Film ‘13 Hours: The Secret Soldiers of Benghazi' sendiri tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya.
Dari keseluruhan adegan, ada sejumlah bagian di film ini tidak menceritakan secara detail dan akurat.
BACA JUGA:Luar Biasa, Indonesia Kaya Akan Budaya, Termasuk Suku Ini Malam Pertama Pernikahannya Bikin Mingkem!
Misalnya, bagaimana Chris Stevens menghilang ketika mencoba keluar dari bunker yang telah terbakar,