BACA JUGA:Kenalkan dan Lestarikan Permainan Tradisional Besemah
Hikayat Raja-raja Pasai mencatat bahwa jumlah Kapal Jung yang mencapai empat ratus menjadi simbol kekuatan Majapahit.
Bahkan, pemahaman Portugis Gaspar Correia pada abad ke-16 menyebutkan pertemuan Alfonso de Albuquerque dengan armada Kapal Jung Majapahit di sekitar Selat Malaka.
Meskipun menghadapi tembakan meriam besar, kapal-kapal ini mampu bertahan dengan kekuatan yang luar biasa.
Catatan lain dari Claudius Ptolemy pada tahun 100 M dalam karyanya yang berjudul "Periplus Marae Erythraensis" mengisahkan tentang kapal-kapal maritim di kawasan tersebut, termasuk Kapal Jung Majapahit yang menunjukkan kemampuan melintasi lautan yang mengesankan.
BACA JUGA:Pertahankan Tradisi Warisan Nenek Moyang, Suku Polahi Punya Tradisi Menikahi Saudara Kandung Sendiri
Kapal Jung Majapahit adalah bukti gemilang dari kemampuan maritim Kerajaan Majapahit pada abad ke-14.
Kapal-kapal ini tidak hanya menjadi alat transportasi dan pertahanan militer, tetapi juga simbol kekuatan dan keberanian bangsa Jawa dalam menjelajahi lautan.
Ukurannya yang besar, daya angkut yang tinggi, dan ketahanan terhadap serangan menjadikan Kapal Jung sebagai warisan penting dalam sejarah maritim Indonesia dan dunia.*