PAGARALAMPOS.COM - Di tengah keragaman budaya Indonesia, suku Sasak di Pulau Lombok telah memelihara sebuah tradisi pernikahan yang unik dan mencengangkan: penculikan calon istri.
Meskipun bagi banyak orang luar mungkin terdengar aneh dan kontroversial, tradisi ini memiliki akar dalam budaya dan kepercayaan suku Sasak yang kaya.
Dalam artikel ini, kita akan mengungkap rahasia di balik tradisi penculikan calon istri ini dan mencoba memahami maknanya dalam konteks budaya yang mendalam.
Bagaimana suku Sasak menjalani tradisi ini, apa tujuannya, dan apa pesan yang ingin mereka sampaikan melalui penculikan calon istri? Mari kita jelajahi lebih dalam dan meresapi kekayaan budaya yang ada di balik tradisi yang unik ini.
BACA JUGA:Indonesia, Pernikahan Suku Ini Sangat Unik, Masa Iya Malam-Nya Harus Begini...
Keduanya akan membuat 'perjanjian' kapan proses penculikan ini akan dilaksanakan.
Aksi penculikan yang boleh dilakukan pada malam hari saja harus ditutup rapat-rapat, termasuk tidak boleh diketahui oleh orang tua dari pihak perempuan.
Perlu diketahui, aksi penculikan itu dilakukan tanpa ada paksaan dan sudah mendapat persetujuan dari kedua belah pihak.
Dalam tradisi unik Suku Sasak ini calon pengantin perempuan akan kabur keluar rumah tanpa sepengetahuan keluarga nya dan calon pengantin pria akan menunggu hingga perempuan itu keluar aksinya itu harus dilakukan pada malam hari.
Setelah berhasil keluar rumah mereka akan pergi keluar kampung dan menginap di salah satu kerabatnya.
Keluarga pria lalu akan merekam kejadian tersebut dan meminta kepala dusun untuk melaporkan kejadian tersebut pada keluarga perempuan, bahwa anak perempuan mereka telah diculik.
Setelah itu kedua pasangan itu akan langsung dinikahkan karena telah diketahui oleh masyarakat desa.
Dan jika dalam proses itu terjadi keributan maka pihak keluarga pria akan mendapatkan denda yang harus dibayarkan dalam bentuk uang.
BACA JUGA:Tak Sengaja Ditemukan Warga Mencari Rumput, Inilah Istana Kuno Raja Airlangga yang Berusia 1019 M