Ia terkesan dengan DBL Indonesia yang ternyata bisa menjadikan atletik itu asyik. Sehingga peserta pun masif. “Beneran saya tidak mengira bakal sebanyak ini, bahkan pecah rekor. Sebab di era digital seperti ini, mengajak anak-anak aktif bergerak itu kan susah. Sebab mereka sudah lekat dengan perangkat ponsel dan sebagainya. Karena itu juga saya sempatkan datang meskipun agenda hari ini begitu padat” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Azrul Ananda mengungkapkan terima kasihnya pada Edy Rahmayadi yang sejak awal mendukung penuh Energen Champion SAC Indonesia.
“Tahun lalu Pak Edy juga menyempatkan hadir. Terbukti, dukungan beliau inilah yang kemudian menumbuhkan antusiasme peserta untuk berpartisipasi. Hal itu klop juga dengan semangat PASI Sumut yang menjaga api antusiasme itu,” kata Azrul.
BACA JUGA:Sandiaga Optimistis Gelaran Ajang Olahraga Internasional Tingkatkan Kunjungan Wisman
Azrul senang melihat peserta Sumatera Qualifiers datang dari berbagai kota, berbagai provinsi. Ia terkesan dengan cerita SMAN 1 Bandar Lampung yang ada di ujung selatan Sumatera antusias ikut berkompetisi.
“Tentu harapan saya SAC ini bisa seperti DBL ke depannya bisa berjalan di banyak kota dan banyak provinsi lagi. Sehingga lebih dekat dengan adik-adik,” ujarnya. Meski begitu ia ingin, memasifkan SAC dengan tetap natural dan bertahap.
Senada dengan Azrul, Sekjen PB PASI Tigor Tanjung mengatakan, meskipun SAC mengadopsi konsep kompetisi basket DBL, namun tak serta merta semuanya bisa ditiru. “Bagaimana pun karakteristik basket dan atletik itu berbeda,” ujarnya.
Tigor menyebut apa yang dilakukan DBL Indonesia dan PB PASI lewat SAC Indonesia sudah sesuai dengan strategi empat pilar pertumbuhan olahraga atletik versi World Athletics. Yakni more participant, more people, more partnership, more promotion.
BACA JUGA:Genjot aktivasi Identitas Kependudukan Digital, Pemprov Jateng Lakukan Jemput Bola
Ketua Pengprov PASI Sumut, David Luther Lubis, mengaku takjub dengan animo peserta dari Sumatera Qualifiers. Menurutnya, ini menjadi trend baik bagi pelajar. Serta semua pihak dalam lingkungan pendidikan dan olahraga di Sumut. Dengan berlimpahnya jumlah peserta, David berharap muncul regenerasi atlet atletik.
"Mengingat, Sumut pernah memiliki sprinter kelas dunia, yakni Pak Mardi Lestari. Kami yakin ada potensi besar yang akan membawa nama Indonesia di kompetisi dunia dari kompetisi ini," kata David.
Meskipun pelajar Sumut akan bersaing dengan provinsi lain, David yakin bahwa Sumut akan unggul di beberapa nomor lomba. David berharap Sumut bisa menyabet juara untuk lompat jauh, tolak peluru dan sprint 100 meter.
"Dengan cakupan yang lebih luas, persaingan akan lebih baik lagi. Para pelajar juga diajarkan untuk bersikap lebih kompetitif. Tapi kami tetap optimistis," lanjut David.
BACA JUGA:Presiden Minta Ketum PSSI Baru Lakukan Reformasi Persepakbolaan Nasional
Sikap optimistis Sumut juga muncul setelah provinsi tersebut mendapatkan hasil yang maksimal di Kejurnas Atletik Semarang pada 2022 dan Kejurnas Atletik Solo pada 2023. Selain itu, atlet Sumut, Abdul Hafiz, juga berhasil menyumbangkan medali emas untuk lempar lembing putra di SEA Games Kamboja 2022.
"Prestasi-prestasi yang sebelumnya diraih oleh atlet-atlet Sumut diharapkan dapat menular kepada anak-anak muda di Sumut. Back-to-back Abdul Hafiz misalnya, tentu itu sangat membanggakan masyarakat Sumut," terang David.