Proses penceritaan jadinya seolah dikejar-kejar oleh durasinya yang sangat pendek.
Hasilnya, penyelesaian konfliknya jadi sangat terburu-buru dan perkembangan karakternya sangat enggak terasa spesial.
Hal ini terbukti dalam alur cerita yang dibuat lebih cepat.
BACA JUGA:Kerajaan Kuno Jawa Tinggalkan Istana di Hutan, Ternyata Begini Kemegahannya
Alih-alih memperbaiki kekurangan pada film pendahulunya, hal ini justru menjadi bumerang bagi dirinya.
Perpindahan tiap babak yang disajikan terkesan terlalu diburu-buru untuk sampai pada bagian klimaks film.
Praktis, pada bagian puncak cerita, suasana tegang yang seharusnya dirasakan oleh penonton malah kurang terasa.
BACA JUGA:Legenda dan Keindahan Gunung Merbabu, Kisah Kyai Bakuh dan Asal Usulnya
Selain itu, penceritaan yang buru-buru ini juga bikin kisahnya jadi tidak detail.
Sehingga menimbulkan banyak plot hole dan membuat kita jadi kebingungan pada akhir filmnya.
Film Firestarter (2022) pun sejatinya memiliki banyak karakter unik yang sebenarnya mampu dieksplorasi lebih jauh.
BACA JUGA:Tradisi Menguntungkan Kaum Lelaki, Ini 5 Daftar Tradisi Aneh Di Indonesia!
Namun sayangnya hal tersebut kurang berhasil dimaksimalkan oleh sang sutradara.
Disamping itu, penceritaan mengenai latar belakang tiap tokoh pun kurang jelas digambarkan.
Misalnya, tokoh Rainbird yang tiba-tiba muncul dan digambarkan sangat kuat hingga mampu menandingi kekuatan psikis dari Andy dan Vicky tanpa alasan yang jelas.
BACA JUGA:Situs Tetegewo dan Feta Batu, Harmoni Antara Sejarah dan Seni di Nias, Alat Musik Zaman Batu?