Kekalahan itu menandai akhir dari salah satu perang yang tercatat paling lama dan mengantarkan era baru Kekristenan Katolik untuk Iberia saat memasuki Renaisans.
BACA JUGA:Pernikahan Sedarah Dengan Ibunya Sendiri, Ini Tradisi Unik Suku Polahi!
2. Perang Romawi-Jerman (708 Tahun)
Pada Perang Romawi-Jerman adalah serangkaian konflik yang berlangsung selama 708 tahun, dari 113 SM hingga 596 M.
Bentrokan antara dua peradaban ini mengakibatkan perpindahan wilayah leluhur Kekaisaran Romawi dan Jermanik dari abad ke-2 SM hingga abad ke-10 M.
Meskipun ada banyak pertempuran dan aliansi selama berabad-abad ini, peristiwa penting adalah kekalahan Romulus Augustus pada tahun 476 dari Odoacer, yang menandai akhir resmi Kekaisaran Romawi Barat.
Selama 120 tahun berikutnya, penguasa Frank dan Visigoth terus membedah Kekaisaran Romawi sambil terlibat dengan jenderal Bizantium dari Roma Timur. Perang Bizantium-Lombard tumpang tindih dengan Perang Romawi-Jerman, dan pada saat inilah Roma Barat tidak ada lagi, sehingga mengakhiri konflik 708 tahun.
Kesimpulannya, Perang Romawi-Jermanik berlangsung dalam waktu yang belum pernah terjadi sebelumnya dan berdampak pada wilayah Eropa.
BACA JUGA:Benarkah Piramida Dibangun Oleh Kaum Ad? Raksasa Yang Termasuk Suku Kuno Wilayah Yaman
3. Perang Anglo-Prancis (706 Tahun)
Kali ini Perang Inggris-Prancis adalah serangkaian konflik yang berlangsung selama 706 tahun, dimulai dari tahun 1109 M hingga kekalahan kedua Napoleon pada tahun 1815.
Pada saat itu, Kekaisaran Napoleon menyerah pada kekuatan gabungan Eropa. Perang Inggris-Prancis sebagian besar terjadi untuk memperebutkan kendali atas tanah Prancis dan termasuk pertempuran terkemuka seperti Agincourt, Crecy, dan Waterloo.
Perjuangan awal melihat keberhasilan penempatan Longbowmen Inggris yang legendaris, yang dilatih untuk menggunakan busur yew yang berat sejak usia muda.
Namun, Perang Inggris-Prancis juga memiliki konsekuensi yang luas di luar Eropa, memainkan peran penting dalam membentuk koloni independen di luar negeri.
Misalnya, Prancis memberikan sumber daya penting ke Amerika Serikat dalam Revolusi Amerika tahun 1775.
Yang cukup menarik, meskipun ada banyak konflik antara Prancis dan Inggris selama periode ini, konflik tersebut tidak berkelanjutan; sebaliknya, ada periode damai yang relatif lama diselingi. Frekuensi sporadis tersebut menggambarkan betapa dinamisnya situasi geopolitik pada saat ketegangan bisa bergeser dari perang ke perdamaian dalam waktu singkat.