PAGARALAMPOS.COM - Gunung Merapi yang terletak di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah merupakan salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia.
Tingginya mencapai 2.968 meter, menjadikannya salah satu dari 16 gunung berapi dunia dari proyek "Volcano of the Decade" yang diakui oleh United States Geological Survey (USGS).
Selain reputasinya sebagai gunung api yang sering meletus, Merapi memiliki sejarah letusan yang konon mengubah perjalanan sejarah peradaban Jawa.
Salah satu letusan paling terkenal adalah yang terjadi pada tahun 1006 Masehi.
BACA JUGA:Rupanya Tradisi Perkawinan Sedarah Ini Milik Suku Polahi! Ini Dia Penjelasan Lengkapnya
Letusan ini dianggap sebagai salah satu letusan paling kuat dan kontroversial. Ada yang percaya bahwa letusan ini berdampak signifikan pada sejarah kerajaan-kerajaan Jawa.
Meskipun ada perdebatan mengenai dampak sebenarnya dari letusan ini, beberapa penemuan dan penelitian memberikan petunjuk yang menarik.
Salah satu bukti yang menarik adalah penemuan Prasasti Pucangan yang berangka tahun 1041 Masehi.
Prasasti ini diyakini oleh sebagian ahli sejarah sebagai bukti adanya peristiwa besar atau bencana pada tahun 1006 Masehi di Kerajaan Mataram Kuno.
BACA JUGA:Berbusana Adat Tanimbar, Presiden Jokowi Sampaikan Pidato di Gedung Nusantara
Kerajaan Mataram Kuno, yang diduga berpusat di sekitar Yogyakarta, mengalami perpindahan ke Jawa Timur setelah letusan Gunung Merapi.
Meskipun ada bantahan dari beberapa ahli terkait dengan keyakinan ini, penemuan ini memberikan gambaran menarik tentang kemungkinan dampak letusan tersebut.
Letusan Gunung Merapi tahun 1006 juga dikaitkan dengan perubahan geografis di sekitarnya.Longsoran lahar dingin Merapi menyebabkan terbendungnya Sungai Progo dan pembentukan perbukitan Gendol di sebelah barat Merapi.
BACA JUGA:Ternyata Perkawinan Sedarah Benar-benar Nyata! Ini Nama Suku Yang Melaksanakannya
Gempa bumi yang mungkin terjadi saat letusan juga merusak sebagian Candi Borobudur dan Candi Mendut yang dibangun pada abad ke-9.