PAGARALAMPOS.COM - Gunung Telomoyo memiliki keunikan yang tidak hanya terletak pada statusnya sebagai gunung berapi yang tidak meletus, tetapi juga pesona alam yang menakjubkan yang dimilikinya.
Saat berada di puncaknya, kita akan dihadiahi dengan keindahan panorama yang begitu memukau. Pemandangan ini mampu memikat hati setiap orang yang berkesempatan mengunjunginya.
Terdapat keindahan alam yang begitu menawan dari Gunung Telomoyo, dan pesona ini mudah terlihat dari beberapa kota di sekitarnya. Kota-kota seperti Salatiga, Ambarawa, dan Secang di Magelang, menawarkan pemandangan indah dari puncak Gunung Telomoyo.
Pemandangan ini menjadi daya tarik bagi para pendaki dan pecinta alam yang ingin menyaksikan panorama spektakuler dari ketinggian gunung.
BACA JUGA:Indonesia Kembali Membanggakan, Legenda Sejarah Penemuan Benda Purba!
Kegagahan Gunung Telomoyo menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa alam dan sejarah di sekitarnya.
Kombinasi antara keunikan statusnya sebagai gunung berapi yang tidak meletus dan keindahan alamnya menjadikan Gunung Telomoyo sebagai tujuan wisata yang menarik dan menyimpan pesona yang tak terlupakan bagi siapa pun yang mendaki dan menjelajahinya.
Menurut catatan geologi, Gunung Telomoyo terbentuk dari sisi selatan Gunung Soropati yang telah mengalami erosi sejak zaman Pleistosen.
Perjalanan menuju puncak Gunung Telomoyo memakan waktu sekitar 15-30 menit jika menggunakan kendaraan motor.
Sepanjang perjalanan, para wisatawan akan disuguhi pemandangan alam yang luar biasa. Beberapa gunung di sekitarnya juga menambah keindahan panorama.
BACA JUGA:Penemuan Bersejarah Baru! Istana Dalam Hutan Jawa Timur Ini Diduga Milik Raja Airlangga
Setibanya di puncak, wisatawan dapat bersantai dan menikmati pemandangan indah dari landasan paralayang yang sering digunakan untuk kejuaraan paralayang.
Namun, dibalik pesona alamnya, Gunung Telomoyo juga menyimpan sisi misteri yang menakutkan dan sulit dijelaskan dengan akal sehat.
Ratusan tahun lalu, terjadi tragedi mengerikan di kaki Gunung Telomoyo di Dusun Sepayung, Desa Pandegan, Kecamatan Ngablak, Magelang.
Pada suatu malam yang dingin, saat pertunjukan wayang sedang berlangsung, angin kencang tiba-tiba bertiup dengan hebat.