PAGARALAMPOS.COM – Namun ternyata, kisah tragis para wanita tidak berhenti sampai di situ saja.
Sisa film diisi dengan dinamika hubungan antara para pelacur dengan para siswi yang berawal buruk dan penuh prasangka.
Lalu pergumulan yang dihadapi George (Tianyuan Huang) —anak asuh sang mendiang pastur— untuk menjaga kedamaian gereja dan melindungi para siswi, serta perjuangan John dalam mencari jalan menuju kebebasan.
BACA JUGA:Hanya di Indonesia, Tradisi Suku Ritualnya Kayak Beginian
Tak pelak, The Flowers of War merupakan film drama-sejarah yang penuh dengan adegan yang sulit dicerna.
Bukan berarti film ini sulit dimengerti, melainkan adegan-adegan yang disuguhkan menampilkan horror yang harus dihadapi para wanita Nanking semasa pendudukan Jepang.
Mereka sama sekali tidak boleh terlihat jika tidak ingin dikejar dan diperkosa secara bergilir oleh tentara Jepang.
BACA JUGA:Tak Percaya, Indonesia Jejaknya Atlantis, Begjni Fakta Faktanya
Tidak hanya itu, beberapa di antaranya yang berhasil kabur atau melawan balik justru dibunuh secara brutal.
Bahkan ada yang terbunuh selama proses pemerkosaan berlangsung.
Tentunya, Bale menjadi pemain paling menonjol dalam film ini. Selain menjadi tokoh utama dan satu-satunya ‘wajah barat’ yang tampil hampir di setiap adegan, aktingnya pun terlihat sangat bagus.
BACA JUGA:5 Tradisi Aneh Tapi Memberikan Kenikmatan? Diantaranya Ritual Dengan Dukun Hingga Sunatan!
Transisi dari seorang pemabuk menjadi pahlawan dibawakan dengan sangat baik dan didukung oleh kebolehan pemain-pemain lainnya.
Beragam adegan penuh tangis dan kesedihan berhasil memancing emosi penonton.
Film ini berhasil meraih nominasi dalam 84th Academy Awards, 69th Golden Globe Awards, dan 6th Asian Film Awards.