Awal kisah si Tongki melakukan pendakian bersama dengan teman – temannya menuju Gunung Papandayan. Adapula teman wanita si Tongki yang juga ikut ingin mendaki.
Si Tongki ingin mendekati wanita – wanita tersebut dan tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Ketika malam hari Tongki berkumpul dengan para teman – temannya di tenda.
BACA JUGA:Mengungkap Keunikan Budaya, 5 Tradisi Aneh Suku-suku Indonesia Yang Bikin Geleng Kepala!
Para pendaki ini pun bercerita dan saling bertukar pikiran. Tongki timbul keinginan untuk mencari kesempatan dalam kesempitan dengan mengajak rekannya untuk bercerita tentang horor.
Maksud dan tujuan dari Tongki ini ingin membuat para wanita temannya merasa takut dan merapat kepadanya.
Mitosnya jika dalam keadaan sedang berada di pendakian gunung dilarang untuk bercerita tentang horor.
Larangan ini bertujuan agar penghuni gaib yang ada di gunung tersebut tidak mendengar cerita tersebut dan menakut – nakutinya.
BACA JUGA:Sumsel Catat Sejarah, Kemiskinan Nol Persen dan Apresiasi dari Kemendagri
Namun Tongki tidak menghiraukan larangan tersebut dan tetap menceritakan tentang horor. Setelah mereka bercerita tentang horor , Tongki ingin buang air kecil.
Akhirnya pergilah Tongki ke semak-semak untuk buang air kecil. Di tempat ini Tongki justru melihat wanita berpakaian putih melayang dari satu pohon ke pohon lainnya.
Tongki yang penakut ini berteriak dan berlari menuju teman-temannya.
Hal ini menjadi pembelajaran bagi para pendaki untuk tidak bercerita horor atau gaib saat sedang mendaki gunung.
BACA JUGA:Wajib Kamu Kunjungi! Inilah 6 Air Terjun Tercantik di Majalengka yang lagi Hits
3. Hutan Mati
Hutan Mati merupakan kawasan sabana yang memiliki pepohonan mati. Hal ini ditunjukan dengan adanya batang – batang pohong yang sudah kering dan tidak berdaun lagi.
Keunikan dari Hutan Mati ini menawarkan suasana yang nampak berbeda dari pemandangan gunung lainnya dan jauh lebuh eksotis.