Rumah Adat Suku Pasemah! Inilah Arti Serta Sejarah Ghuma Baghi

Jumat 03-05-2024,19:55 WIB
Reporter : Almi
Editor : Almi

PAGAR ALAM, PAGARALAMPOS.COM  – Tanah air Nusantara sejak lama ditinggali oleh masyarakat adat dari berbagai suku bangsa di Indonesia. 

Karena itulah, Tak heran jika Indonesia memiliki beragam aksara, bahasa, pola hidup, pakaian tradisional, pakaian adat, hingga rumah adat dari berbagai daerah yang ada di nusantara.

Nah, Di antara beragamnya kekayaan nusantara tersebut, rumah adat merupakan tolak ukur terdepan yang menggambarkan kebudayaan suatu suku bangsa

Pagaralampos.com telah merangkum tentang rumah adat juga mempunyai arti penting dalam pengembangan warisan peradaban dan ilmu sejarah, mengingat segala kegiatan yang dilakukan bermula dari rumah.

BACA JUGA:Kisah Seram Gunung Gede Pangrango! Ada Kandang Batu Di Atas Ketinggian?

Di Desa Tegur Wangi, di Kaki Gunung Dempo, Pagaralam, Sumatera Selatan, di tengah sawah yang sedang menguning, berdiri tegak rumah adat masyarakat Besemah yang biasa dikenal dengan nama Ghumah Baghi (Rumah Baghi). 

Rumah Baghi merupakan rumat adat yang sudah digunakan sejak beratus tahun lampau oleh para nenek moyang masyarakat Besemah, Pagar alam. Rumah ini memiliki ciri khas pada atapnya yang meruncing bagai tanduk. 

Dilihat dari bentuk atapnya, rumah baghi hampir sama dengan rumah adat Minang atau Toraja, satu yang membedakannya adalah atap rumah baghi tidak terlalu runcing dan terbuat dari ijuk atau serabut pohon aren dengan kerangkanya yang terbuat dari bambu.

Konstruksi bangunan menggunakan pasak yang menghubungkan bagian rangka. 

BACA JUGA:Tradisi Enak Tapi Aneh! Inilah Cara Kebiasaan Malam Pertama Suku-suku Di Indonesia

Menariknya, semua bagian-bagian yang dihubungan tidak menggunakan paku. Begitu juga dalam pemasangan lembaran-lembaran papan dinding, dipasang pada kerangka dinding melalui lubang alur sebagai penguncinya.

Ciri khas lain yang ada pada rumah baghi adalah, sejak awal, rumah baghi dibuat tidak menggunakan jendela dan hanya memiliki satu daun pintu di bagian tengah. 

Daun pintu tersebut terbuat dari sekeping kayu dengan engsel berupa sumbu yang ada di atas dan di bawah daun pintu.

Ketika memasuki Rumah Baghi, pengunjung akan mendapati rumah adat ini yang tanpa sekat atau kamar. Meski demikian, lantai di dalam ruangan memiliki dua tingkat. 

BACA JUGA:Reaktor Alam Kuno, Berupa Hidro-Elektrik di Situs Gunung Padang, Menjadi Temuan yang Mencengangkan?

Kategori :