PAGARALAMPOS.COM - Gunung Bromo merupakan obyek wisata alam yang terletak di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur.
Kawasan Gunung Bromo berada di dalam Kaldera Tengger dan dikelilingi oleh empat kerucut anak gunung, yaitu Gunung Batok (2.440 mdpl), Gunung Kursi (2.581 mdpl), Gunung Widodaren (2.614 mdpl), dan Gunung Watangen (2.601 mdpl).
Gunung Bromo memiliki status level II (Waspada) sejak letusan pada tahun 2016 dan 2019, oleh karena itu PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) merekomendasikan agar masyarakat, wisatawan, atau pendaki tidak memasuki kawasan dalam radius 1 km dari kawah aktif.
PVMBG mencatat bahwa daur erupsi Gunung Bromo tidak dapat diprediksi, dengan masa istirahat yang bervariasi, mulai dari kurang dari satu tahun hingga mencapai 16 tahun.
BACA JUGA:Emang Enak Begituan Dengan Ibu Sendiri? Mengupas Tradisi Unik yang Terus Berlanjut di Suku Polahi
Pengamatan visual dan kegempaan Gunung Bromo dilakukan dari Pos PGA Cemoro Lawang (2.275 m dpl), yang terletak di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Probolinggo.
Pengawasan aktif ini penting untuk memantau aktivitas gunung dan memberikan peringatan dini jika terjadi perubahan yang dapat membahayakan keamanan masyarakat dan wisatawan di sekitar Gunung Bromo.
Oleh karena itu, semua pihak diharapkan untuk mematuhi rekomendasi keamanan dan menjaga kewaspadaan saat berkunjung ke kawasan Gunung Bromo.
BACA JUGA:Naik Haji di Puncak Gunung? Mengungkap Tradisi Unik di Gunung Bawakaraeng Sulawesi Selatan!
Gunung Bromo adalah gunung yang kaya akan mitos dan misteri yang melekat pada budaya dan kepercayaan masyarakat sekitar.
Berikut adalah beberapa mitos dan misteri yang dikenal di sekitar Gunung Bromo:
1. Kerajaan Gaib
Gunung Bromo dianggap sebagai area kerajaan gaib, dihuni oleh dewa-dewi ajaran Hindu seperti Dewa Brahma, Dewa Siwa, Wisnu, dan punggawanya.
Beberapa orang melaporkan mengalami fenomena aneh seperti mendengar suara, melihat bayangan aneh, atau merasa diikuti saat berada di sekitar daerah Watu Kuto, yang merupakan daerah yang jarang terjamah.
Pendaki yang tidak menjaga sopan santun dapat mengalami kejadian aneh, seperti cerita seorang pendaki perempuan yang melempar gitarnya ke kawah karena kegirangan mencapai puncak.