Histori Gereja Tertua di Sumsel, 125 Tahun Lalu Punya Cerita Pilu di Masa Kolonial, Yuk Cek Lokasinya!

Rabu 19-07-2023,15:45 WIB
Reporter : Gusti
Editor : Gusti

PAGARALAMPOS.COM - Keberadaan Gereja Santo Mikael di Desa Pajar Bulan, Tanjung Sakti, Kabupaten Lahat bagian sejarah perjuangan rakyat Sumsel di masa kolonial Belanda.

Juga, histori perkembangan agama Katolik di Sumatera Selatan.

Di 2023 ini, bangunan gereja tersebut berusia 125 tahun. Dan masih berdiri kokoh, yang dibangun pada 19 September 1898 oleh Pastor Jan Van Kamper SCJ.

Bangunan sederhana ini menjadi tempat yang sejuk dan sempurna untuk beribadah, serta menjadi salah satu gereja tertua se-Sumatera Selatan.

BACA JUGA:Bukan di Palembang, Gereja Tertua di Sumatera Selatan Ini Terletak di Perbatasan, Ini Lokasinya!

Tanjung Sakti juga dikenal sebagai pusat sejarah agama Katolik di Sumsel pada masa kolonial.

Dua gereja tertua di Sumsel, di Desa Pajar Bulan dan Pagar Jati, Kecamatan Tanjung Sakti Pumi, masih berdiri megah dan belum banyak mengalami perubahan sejak didirikan pada tahun 1932.


Foto : Gereja Santo Mikael.-Histori Gereja Tertua di Sumsel, 125 Tahun Lalu Punya Cerita Pilu di Masa Kolonial, Yuk Cek Lokasinya! -Google.com

Namun, di balik keindahan bangunan ini, tersimpan cerita pilu umat jemaat pada masa penjajahan Katolik Jepang.

Pada masa penjajahan Jepang, tentara Jepang menuduh jemaat Tanjung Sakti sebagai antek Bendala yang dulu menjajah Indonesia.

BACA JUGA:Wajib Diketahui! Ini Gereja Tertua di Sumatera Selatan Ini Terletak di Perbatasan, Dimanakah Lokasinya?

Akibatnya, hampir seluruh umat Katolik di wilayah ini mengalami pembantaian.

Pada tahun 1900, penganut Katolik di Tanjung Sakti berjumlah 500 orang, sedangkan di Palembang hanya 80 orang yang mayoritas adalah orang Eropa.

Apalagi Injil sudah diterjemahkan dalam bahasa daerah dan tersebar di wilayah Manna yang dibatasi langsung dengan Tanjung Sakti.

Romo Titus, seorang pemimpin Gereja Santo Mikael, mengungkapkan bahwa sisa-sisa pembantaian dimasa itu.

Kategori :