Tradisi Malam Satu Suro di Indonesia
Tradisi Malam Satu Suro di Indonesia memiliki variasi yang beragam, dan di antara yang terkenal adalah:
1. Tradisi Kirab di Solo
Kirab--phinemo.id
Malam Satu Suro diperingati dengan tradisi kirab di Solo. Kirab ini termasuk kirab pusaka dan kirab malam 1 Suro.
Tujuan dari tradisi kirab ini adalah memohon keselamatan dan introspeksi diri agar menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya.
Kirab pusaka dilakukan dengan menggunakan kebo bule, hewan kesayangan Paku Buwono II yang berasal dari keturunan kebo bule Kiai Slamet.
Ritual ini masih dilaksanakan pada pukul 00.00 WIB pada malam satu Suro.
Keraton Yogyakarta juga memiliki ritual kirab pada malam ini, namun dengan membawa gunungan tumpeng, keris, dan benda pusaka lainnya.
2. Mubeng Benteng di Keraton Yogyakarta
--dinas kebudayaan yogyakarta
Tradisi Mubeng Benteng dilakukan sebagai bentuk tirakat atau pengendalian diri dan memohon keselamatan kepada Tuhan YME.
Peserta mubeng benteng berjalan kaki mulai dari Keraton Yogyakarta, alun-alun utara, ke daerah barat (Kauman), ke selatan (Beteng Kulon), ke timur (Pojok Beteng Wetan), sampai ke utara lagi dan kembali ke Keraton.
Selama prosesi mubeng benteng, peserta mengenakan pakaian khas Jawa dan tidak kehilangan kaki.
Berjalan tanpa alas kaki memiliki makna untuk lebih mendekatkan diri dan menunjukkan rasa cinta kepada alam semesta.
Selama perjalanan, semua peserta baik dari abdi dalem keraton maupun masyarakat umum melafalkan tasbih di jari kanan dan memanjatkan doa kepada Tuhan.