--
BACA JUGA:Arkeologi Dunia Ketagihan! Rahasia Dan Sejarah Wisata Gunung Padang Bikin Bangga Satu Indonesia
Beberapa orang yang pernah melihat uhang pandak menggambarkan mereka sebagai makhluk berbadan berbulu dengan tinggi sekitar 85-130 cm, berjalan tegap, dan membawa perlengkapan berburu seperti tombak.
Penelitian mengenai keberadaan uhang pandak sudah dilakukan sejak lama. Catatan penjelajah Marco Polo pada tahun 1292 mencatat jejak-jejak yang menunjukkan keberadaan makhluk ini saat menjelajahi Asia.
Pada tahun 1923, seorang ahli zoologi bernama Van Heerwarden juga mencatat keberadaan makhluk dengan bulu di tubuhnya dan wajah yang tampak lebih tua dengan ukuran tubuh yang kecil.
Menurutnya, makhluk-makhluk ini bukan siamang atau jenis primata lainnya. Namun, saat penelitian lebih lanjut dilakukan, hasilnya tidak menemukan bukti yang memadai.
BACA JUGA:Bukan Mitos atau Mitologi Semata, Aji Saka adalah Raja di Kerajaan Ini, Simak Ulasannya
Ada juga pendapat yang menyebutkan bahwa uhang pandak mungkin merupakan sisa-sisa Homo floresiensis yang masih bertahan hidup.
Homo floresiensis adalah spesies manusia kerdil yang ditemukan di Flores beberapa tahun lalu dan memiliki ciri-ciri yang mirip dengan uhang pandak.
--
Debbie, dalam proyeknya tentang orang pendek, tidak berhasil mendapatkan bukti pasti meskipun telah mengumpulkan data keberadaan uhang pandak dan memasang kamera jebakan di hutan.
Uhang pandak terbukti sangat bermanfaat, baik dengan kemampuan manusia, teknologi, maupun penelitian ilmiah.
BACA JUGA:Tapak Harimau di Salah Satu Punden Berundak Gunung Padang Adalah Tempat Meditasi Prabu Siliwangi?
Apakah cerita tentang uhang pandak ini benar atau tidak, masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.
Kisah misteri ini menyerupai cerita misteri lainnya di berbagai belahan dunia, seperti Yeti (manusia salju) di Himalaya dan Loch Ness di Inggris Raya.
Keberadaan uhang pandak ini telah menjadi misteri selama lebih dari 800 tahun sejak catatan Marco Polo pada tahun 1292 di Sumatera.