Salah satu mitos yang terkenal adalah cerita tentang "Cindaku", makhluk setengah manusia setengah harimau yang dipercaya menjadi penjaga Gunung Kerinci.
Legenda ini tidak hanya populer di Jambi, tetapi juga menyebar hingga ke Malaysia.
Selain itu, ada pula kepercayaan tentang makhluk misterius bernama "Uhang Pandak" atau orang pendek. Keberadaan Uhang Pandak masih menjadi misteri yang menarik minat peneliti dari dalam dan luar negeri.
Dalam pengamatan yang dilakukan oleh seorang peneliti asal Inggris bernama Debbie Martyr, Uhang Pandak dikatakan memiliki tinggi sekitar 80 cm dengan bulu abu-abu, tubuh gendut, tangan panjang, dan mata merah berpijar.
BACA JUGA:Bikin bangga! Ternyata Situs Gunung Padang Sempat Mau di Filmkan Rumah Produksi Hollywod
Meskipun banyak yang mengaku pernah melihatnya, belum ada bukti yang dapat menunjukkan keberadaan makhluk ini.
Selain cerita misterius tentang makhluk, ada juga beberapa larangan yang dipercaya oleh masyarakat sekitar Gunung Kerinci. Salah satunya adalah larangan untuk bermain air, minum air, dan mandi pada pukul 12 siang.
Konon, pada waktu itu penunggu gunung sedang menggunakan air, dan mengabaikan larangan tersebut dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Hal ini mengajarkan kita untuk menghormati lingkungan dan budaya setempat sat mengunjungi Gunung Kerinci.
BACA JUGA:Wisata Gunung Padang Gegerkan Dunia, Bahkan Menjadi Sasaran Para Arkeolog!
Di sepanjang jalur pendakian, terdapat juga pohon bolong yang memiliki misteri tersendiri. Konon, pohon tersebut digunakan sebagai tempat penyimpanan mayat pendaki yang telah meninggal.
Pendaki yang melintas di area ini dianjurkan untuk tidak berhenti makan, mengambil foto, atau buang air. Cerita ini menambah aura misteri dan keajaiban alam yang terasa di Gunung Kerinci.
Selain itu, pendaki sering kali mengalami pengalaman yang menakutkan dengan kehadiran "Hantu Gendong".
Hantu ini diyakini mengganggu pendaki dengan memberi beban berat pada tas pendaki, meskipun barang bawaan sebenarnya tidak seberat itu.
BACA JUGA:Majapahit Tidak Mampu Taklukan Pajajaran, Apakah Karena Prabu Siliwangi adalah Raja-Nya?
Pendaki yang merasakan penambahan beban harus meminta maaf kepada hantu tersebut agar dapat kembali dengan selamat.