Selain Pendekar Sakti Tanah Jawa, Aji Saka Juga Pergi ke Tanah Arab, Benarkah?

Selasa 11-07-2023,08:01 WIB
Reporter : Rerry
Editor : Rerry

PAGARALAMPOS.COM - Selain Pendekar Sakti Tanah Jawa, Aji Saka Juga Pergi ke Tanah Timur dan Israil. Setelah berhasil mengisi Tanah Jawa, diceritakan dalam kisah Perwayangan, Aji Saka pergi ke tanah sebelah timur dari Tanah Israil. Yaitu Tanah milik Bangsa Ngarbi (Sekarang Tanah Arab). Disana Ia menjadi seorang penasihat pemimpin dari Bangsa Ngarbi. Setelah puluhan tahun berada di Tanah Ngarbi, Aji Saka kembali ke tanah jawa untuk melihat perkembangan penduduk manusia disana.

BACA JUGA:Sunda Land Konon Atlantis yang Hilang, Benarkah Gunung Padang Masuk Didalamnya? Sesampainya di Tanah Jawa, Aji Saka merasa senang karna penduduk Tanah Jawa telah berkembang begitu pesat. Namun mereka kembali menjadi tidak beradab dan bertingkah seperti hewan. Tanpa aturan dan norma. Hal itu karna tidak adanya pemimpin yang bisa memimpin dan menunjukan adab dan ilmu kehidupan. Akhirnya Aji Saka mendirikan Kerajaan Medang Kamulan disana dan menjadi Raja dengan nama Prabu Wisaka.

BACA JUGA:Banyak Versi Keberadaan Atlantis, Turki, Mesir dan Indonesia, Siapa Yang benar? Prabu Wisaka mengajari ilmu tata kehidupan dan adab dalam bermasyarakat kepada rakyatnya. Tahukah kamu Kerajaan Medang Kamulan? Yuk kita kupas, Kerajaan ini diyakini oleh sebagian pendapat dianggap pernah berdiri di Jawa Tengah namun bukti keberadaannya tidak ditemukan. Kerajaan ini dikatakan sebagai kerajaan ahistoris karena bersumber dari mitologi dan tidak pernah ditemukan bukti-bukti arkeologinya. Seperti peninggalan prasasti maupun peninggalan purbakala mengenai keberadaannya.

BACA JUGA:Banyak Versi Keberadaan Atlantis, Turki, Mesir dan Indonesia, Siapa Yang benar? Sumber-sumber mengenai kerajaan ini hanya pada cerita-cerita rakyat, misalnya seperti dalam legenda Rara Jonggrang, dan penyebutannya dalam beberapa naskah-naskah baru. Cerita pewayangan versi Jawa menyebutkan bahwa Medang Kamulan adalah tempat bertahtanya Batara Guru. Dalam legenda Aji Saka, Medang Kamulan adalah negeri tempat berkuasanya Sri Ajiwo Pamungkas yang adil. Cerita rakyat lain, di antaranya termasuk legenda Rara Jonggrang dan berdirinya Madura, menyatakan bahwa Medang Kamulan dikuasai oleh Prabu Gilingwesi.

BACA JUGA:Benarkah Letusan Gunung Dempo dan Krakatau Yang Menyebabkan Benua Atlantis Hilang? Begini Penjelasannya Dikisahkan juga nama Medang Kamulan, setelah pulau Jawa dipakukan ke tempatnya, pulau ini menjadi dapat dihuni. Akan tetapi bangsa pertama yang menghuni pulau ini adalah bangsa denawa (raksasa) yang biadab, penindas, dan gemar memangsa manusia. Kerajaan yang pertama berdiri di pulau ini adalah Medang Kamulan, dipimpin oleh raja raksasa bernama Prabu Dewata Cengkar, raja raksasa yang lalim yang punya kebiasaan memakan manusia dan rakyatnya. Pada suatu hari datanglah seorang pemuda bijaksana bernama Aji Saka yang berniat melawan kezaliman Prabu Dewata Cengkar. Aji Saka berasal dari Bumi Majeti.

BACA JUGA:4 Pantai Terangker di Jawa Timur, No 1 Ada Batu Besar Pintu Masuk Ke Alam Gaib! Suatu hari menjelang keberangkatannya ia memberi amanat kepada kedua abdinya yang bernama Dora dan Sembodo, bahwa ia akan berangkat ke Jawa. Ia berpesan bahwa saat ia pergi mereka berdua harus menjaga pusaka milik Aji Saka. Tidak ada seorangpun yang boleh mengambil pusaka itu selain Aji Saka sendiri. Setelah tiba di Jawa, Aji Saka menuju ke pedalaman tempat ibu kota Kerajaan Medang Kamulan. Ia kemudian menantang Dewata Cengkar bertarung. Setelah pertarungan yang sengit, Aji Saka akhirnya berhasil mendorong Prabu Dewata Cengkar ke laut Selatan (Samudra Hindia).

BACA JUGA:Mampu Gegerkan Dunia dan Arkeolog! Ada Apa Sebenarnya di Situs Gunung Padang? Simak Ulasan Lengkapnya Akan tetapi Dewata Cengkar belum mati, ia berubah wujud menjadi Bajul Putih (Buaya Putih). Maka Aji Saka naik takhta sebagai raja Medang Kamulan. Sosok diceritakan ini merupakan Pendekar paling sakti mandraguna pertama di pulau Jawa. Kehebatanya, pria ini dikenal sebagai Sang Pendekar sekaligus disebut Raja Pertama Tanah Jawa. Kisah Aji Saka sang legenda Jawa yang mengisahkan tentang kedatangan peradaban ke tanah Jawa.

BACA JUGA:Terkuak Misteri Gunung Padang Situs Bersejarah, Inilah Alasannya Menjadi Terkenal!

Pada Kisah ini juga menceritakan mengenai mitos asal usul Aksara Jawa yang ada. Konon, Ajisaka berasal dari India, dan menjadi raja pertama di Pulau Jawa. Dijelaskan dari cerita kuno yang menyebutkan Ajisaka di masa lalu masuk ke tanah Jawa. Perlahan satu persatu mahkluk gaib yang di Pulau Jawa diceritakan tunduk.

BACA JUGA:Benarkah Letusan Gunung Dempo dan Krakatau Yang Menyebabkan Benua Atlantis Hilang? Begini Penjelasannya Akan tetapi ada suatu daerah yang tidak bisa dia kuasai, yaitu adalah Alas Purwo. Ajisaka adalah salah satu tokoh penting yang merupakan cikal bakal Raja di tanah Jawa Ajisaka bermukim di daerah Jawa Tengah, yang pada masa itu menurut sebuah cerita kuno yang menyebutkan ada daerah yang bernama Shang Werdita Sangkala. Ajisaka, juga dikatakan aslinya dari India, dan datang ke tanah. Ia memiliki sebuah selendang yang selalu diikat di kepalanya.

BACA JUGA:4 Pantai Terangker di Jawa Timur, No 1 Ada Batu Besar Pintu Masuk Ke Alam Gaib! Meski kelihatan selendang itu kecil, tetapi kalau dibentangkan, bisa sepanjang Pulau Jawa. Dan di sepanjang selendang itulah tanah yang dapat dikuasai oleh Ajisaka. Dipercaya bahwa, Ajisaka mendapatkan wahyu Suryaloka atau wahyu untuk membentuk suatu Negeri atau kerajaan dan keturunannya akan menjadi Raja penerusnya. Wahyu Suryaloka sendiri diberikan karena semasa Ajisaka, Suatu Negeri yang dibangun akan mengalami bencana yang dapat meruntuhkan kerajaan tersebut. Lagenda Aji Saka, Pendekar Sakti Ini juga dikaitkan dengan membawa peradaban ke tanah Jawa.

BACA JUGA:Mampu Gegerkan Dunia dan Arkeolog! Ada Apa Sebenarnya di Situs Gunung Padang? Simak Ulasan Lengkapnya Beberapa ahli sepakat bahwa legenda Aji Saka memiliki hubungan dengan penggunaan Kalender Saka. Di Jawa, Aji Saka menyebarkan perhitungan tarikh yang dinamakan tahun Saka, dimulai sejak kedatangannya, yaitu tahun 1 Saka (78 Masehi). Selain memperkenalkan tahun Saka, Aji Saka juga menyebarkan pengetahuan membaca dan menulis sebagai dasar pengembangan kebudayaan. Pendapat ini memberi petunjuk bahwa penggunaan abjad di Jawa sudah dimulai sejak 78 Masehi, meskipun belum ditemukan bukti tertulis yang mendukungnya. (*)

Kategori :