“difusionisme” yang di gagas dan di promosikan oleh Donnelly menyatakan, budaya yang besar dapat diteliti dan diamati dengan sumber yang sama.
BACA JUGA:Atlantis X Indonesia, Peradaban Sejarah Kuno yang Berhubungan Dengan Tanah Air? Ini Ciri-Cirinya!
Meskipun Donnelly mengirim salinan bukunya ke Charles Darwin, Darwin hanya menemukannya menarik tanpa meyakinkan.
Meski legenda Atlantis jelas berakar dalam fiksi, selama berabad-abad banyak orang yang meyakini bahwa terdapat kebenaran di balik mitos tersebut.
--
Banyak spekulasi tentang lokasi Atlantis, dan tak terhitung jumlah "ahli" Atlantis telah menemukan benua yang hilang di berbagai tempat di seluruh dunia, berdasarkan serangkaian fakta yang serupa.
Dalam pernyataannya, Plato mengatakan bahwa Kota Atlantis Berada di Samudra Atlantik dan berada di luar “Pilar Hercules,” merupakan Selat Giblar, di mulut Mediterania.
Namun, Atlantis tidak pernah ditemukan di Samudra Atlantik atau di tempat lain.
Fakta yang paling jelas menunjukkan bahwa Atlantis hanyalah mitos adalah tidak adanya jejak atau bukti yang pernah ditemukan, meskipun telah terjadi kemajuan besar dalam oseanografi dan pemetaan dasar laut dalam beberapa dekade terakhir.
Namun, legenda Atlantis tetap hidup, terus diperkaya oleh imajinasi dan daya tarik publik terhadap gagasan tentang keberadaan utopia tersembunyi yang telah lama hilang.