Keajaiban Tersembunyi! Begini Jejak Ritual Leluhur dan Fenomena Gaib di Gunung Padang

Minggu 02-07-2023,04:00 WIB
Reporter : Jukik
Editor : Jukik

PAGARALAMPOS.COM – Situs Gunung Padang pada Cinajur Jawa Barat benar-benar-benar-benar menyimpan teka-teki.

Banyak legenda tersimpan dikeindahan loka pada zenit  bukit itu. Masih diceritakan sang warga  setempat, Situs Gunung Padang dianggap Bukit Cahaya, lantaran pada malam hari terkadang terlihat cahaya pada zenit  bukit itu.

Keanehan, eksistensi cahaya itu, sinkron terdengar bunyi musik. Tumpukan balok batu yg berantakan waktu ini terdapat yg mampu mengeluarkan suara bila dipukul.

Dikutip berdasarkan beberapa sumber, bentuk batu yg memanjang & tekstur yg majemuk menarik poly pihak buat menyelidiki. 

BACA JUGA:Fix. Atlantis yang Hilang Adalah Indonesia, Ciri-cirinya Ditemukan di Gunung Padang?

Bahkan ada bebatuan yang bisa mengeluarkan bunyi laiknya alat musik gamelan apabila diketuk.

"Kalau disebut itu mah batu gamelan. Itu di teras I yang bentuknya panjang, ujar salahseorang pemandu Situs Gunung Padang.

Tekait bunyian nada, musik di situs Gunung Padang sudah diteliti orang barat. Hasil penelitian Rolan Mauludy dan Hokky Situngkir menunjukkan kemungkinan adanya pelibatan musik dari beberapa batu megalit yang ada.

Fungsi situs Gunung Padang diperkirakan adalah tempat pemujaan bagi masyarakat yang bermukim di sana pada sekitar 2000 tahun SM.

BACA JUGA:Entah Hilang Kemana? 3 Pendekar Sakti di Pulau Jawa ini Tak Pernah Ditemukan Hingga Saat ini

Soo, teka-teki tentang musik, mungkin erat kaitannya dengan ritual pemujaan orang purb di zaman megalitikum.

Peneliti dari Bandung Fe Institute menemukan di sudut belakang bagian timur undak pertama situs Gunung Padang ada sejumlah batu yang tersusun sedemikian rupa. 

Dengan memukulnya akan terdengar suara nyaring berfrekuensi tinggi bagaikan nada-nada.

"Bebatuan tersebut seolah menjadi sebuah alat musik litofonik purba. Tapi berbeda dengan berbagai artefak litofonik warisan megalitik yang juga ditemukan di banyak negara di kawasan Asia Tenggara, ukuran dari artefak ini jauh lebih besar dimensinya," ujar peneliti Bandung Fe Institute, Hokky Situngkir.

BACA JUGA:Mengapa Prabu Brawijaya Sampai Tega Mengutuk Adipati Cepu Serta Keturunannya, Ini Dia Alasannya

Kategori :