Perlu juga diketahui, prosesi merarik atau kawin culik ini dilakukan oleh pasangan kekasih yang sebelumnya memang telah berpacaran.
Bahkan masyarakat suku Sasak menganggap merarik yang sudah dilakukan secara turun menurun ini lebih terhormat daripada melamar.
Tradisi kawin culik ini dikaitkan dengan cerita pada zaman dahulu kala ada seorang putri raja yang cantik jelita.
Begitu banyak laki-laki yang tergila-gila padanya. Hingga akhirnya sang raja membangun kamar sang putri dengan perlindungan dan penjagaan ketat sehingga si gadis aman.
BACA JUGA:Entah Hilang Kemana? 3 Pendekar Sakti di Pulau Jawa ini Tak Pernah Ditemukan Hingga Saat ini
Setelah itu, sang raja mengadakan sayembara barang siapa yang bisa menculik sang putri maka dia akan berhak menikahi.
Tidak hanya memiliki proses yang unik atau tradisi unik dalam hal pernikahan Suku Sasak kawin culik juga memiliki makna yang sangat dalam.
Masyarakat Suku Sasak mengartikan bahwa sesuatu yang dicuri berarti memiliki nilai yang sangat berharga.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa perempuan yang dibawa lari tersebut dipandang sangat berharga dan tinggi kedudukannya.
BACA JUGA:Tak Kalahkan dengan Pendekar Jawa, Sosok Ini Miliki Kesaktian Hingga Pembawa Peradaban dan Aksara
Pada zaman dahulu perempuan Suku Sasak hanya diperbolehkan menikah ketika dia sudah mahir menenun.
Mereka akan membuat kain khas Suku Sasak dengan menggunakan alat tradisional.
Saat ini tradisi unik semacam ini masih diterapkan di Desa Sade Lombok Tengah.
Demikian cerita singkat tradisi kawin culik suku sasak, semoga menghibur dan menambah pengetahuan terkait keragaman budaya bangsa.*