PAGARALAMPOS.COM - Di puncak Gunung Lawu, Prabu Brawijaya V mengeluarkan sumpah kepada Adipati Cepu dan keturunannya sebagai ungkapan kekesalannya.
Isi sumpah tersebut menyatakan bahwa jika ada orang dari daerah Cepu atau keturunan langsung Adipati Cepu yang naik ke Gunung Lawu, nasib mereka akan celaka atau bahkan kematian
Hingga saat ini, sumpah Prabu Brawijaya V masih dihormati oleh orang-orang dari daerah Cepu, terutama keturunan Adipati Cepu yang ingin mendaki Gunung Lawu.
Mereka masih merasa takut melanggar sumpah tersebut. Kisah mistis ini menjadi daya tarik tersendiri dan menjadi magnet bagi pengunjung yang tertarik dengan cerita mistis dan sejarah.
Gunung Lawu juga dikenal karena keberadaan banyak makam di puncaknya. Makam-makam ini diyakini sebagai tempat peristirahatan terakhir tokoh spiritual, wali, dan figur bersejarah.
BACA JUGA:Gunung Padang Atlantis Indonesia yang Terlupakan, Mengubah Paradigma Sejarah Manusia!
Setiap makam memiliki cerita dan kisahnya sendiri. Pendaki sering mengunjungi makam-makam ini untuk tujuan religius, meditasi, atau sekadar menghormati warisan budaya dan sejarah yang ada.
Keberadaan makam-makam di Gunung Lawu memberikan dimensi spiritual yang kuat pada gunung ini. Banyak orang menganggap Gunung Lawu sebagai tempat yang sakral dan penuh berkah.
Makam-makam dianggap sebagai titik energi spiritual yang kuat, tempat di mana orang dapat berhubungan dengan alam gaib, mendapatkan keberuntungan, dan keberkahan.
Petualangan menuju makam-makam di Gunung Lawu bukan hanya tentang pengalaman spiritual, tetapi juga tentang petualangan dan keindahan alam.
BACA JUGA:Ajisaka, Pendekar Sakti dalam Jejak Sejarah Pra-Majapahit
Terdapat jalur pendakian yang tersedia, seperti jalur Cemoro Sewu dari Jawa Timur dan jalur Cemoro Kandang dari Jawa Tengah.
Selama perjalanan, para pendaki akan melewati pemandangan alam yang memukau, seperti hutan tropis, lembah, dan perbukitan hijau.
Pengunjungan ke Gunung Lawu dengan tujuan mengunjungi makam-makam adalah kesempatan untuk menghormati warisan budaya dan sejarah yang ada.
Para pendaki diharapkan menjaga etika dan kesopanan saat berada di sekitar makam-makam tersebut.