PAGARALAMPOS.COM - Yang Kuat Akan Berkuasa dan yang Lemah Akan Terindas adalah hukum alam, tidak ada kerajaan di dunia ini yang abadi.
Baik itu kerajaan besar seperti Majapahit, Pajajaran, Kutai dan Sriwijaya serta kerajaan lainya pasti ada masa kejayaan dan keruntuhannya.
Namun ada sebagian kerajaan yang runtuh ini meninggalkan jejak sejarahnya namun ada juga yang tidak meninggalkan jejak sejarah sama sekali.
Sriwijaya kerajaan yng sangat ditakuti di Zamanya saja harus runtuh di Abad ke 12, padahal siapa yang bisa membayangkan kerjaan sebesar dan sehebat ini bisa hancur lebur.
Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-12 Masehi, dan dilanjutkan berapa tahun kemudian munculnya Kesultanan Palembang Darussalam.
Kerajaan Sriwijaya disebut juga adalah Kerajaan Laut atau maritim yang kuat, bisa runtuh ketika dikalahkan oleh Kerajaan Majapahit di pulau Jawa.
Ketika Sriwijaya runtuh sebagai pusat perdagangan, muncullah daerah atau kota yang disebut Palifong dalam bahasa Tionghoa – lebih dikenal sekarang sebagai kota Palembang.
Setelah keluar dari Sriwijaya, kota ini tetap eksis sebagai kota niaga dengan kegiatan ekonomi dan niaga yang masih terkonsentrasi, masih dikenal dengan sebutan Ku-kang (dalam bahasa Tionghoa) atau Pelabuhan Tua.
BACA JUGA:Tak Hanya Adipati Cepu, Keturunannyapun Kena Imbas Sumpah Prabu Brawijaya V! Begini Beritanya!
Kota Palembang merupakan pusat pelabuhan internasional yang banyak dikunjungi oleh pengusaha Tionghoa.
Padahal, kota ini merupakan daerah kantong China selama kurang lebih 200 tahun saat itu.
Ketika kota Palembang berada di bawah kendali ekonomi pedagang Tionghoa, pangeran Palembang, Parameswara, terpaksa meninggalkan kota itu pada tahun 1397.
Saat itu, kerajaan Majapahit pun tidak bisa menempatkan patihnya di kota ini karena Cina memilih Liang Tau Ming sebagai pemimpin Palembang.
BACA JUGA:Situs Megalit Gunung Padang, Mengungkap Teknologi Canggih Zaman Prasejarah!