Para pejabat Jepang pada awalnya menunjukkan dukungan terbuka untuk chatbot ChatGPT dari OpenAI ketika negara-negara seperti Italia melarang teknologi ini, dan ketidakpastian lain seputar penggunaannya mulai muncul ke permukaan.
Namun, tidak lama kemudian, anggota parlemen Jepang Takashi Kii mengatakan bahwa dia mendorong peraturan yang melindungi pemegang hak cipta dari pelanggaran AI.
BACA JUGA:Benarkah Ada Suku di Sumatera Selatan yang Keturunan Tionghoa? Yuk Simak Penjelasannya Disini
Sehari kemudian, OpenAI menerima peringatan dari anggota parlemen di Jepang tentang metode pengumpulan datanya.
Mereka Juga meminta perusahaan untuk berhati-hati dalam meminimalkan data sensitif yang dikumpulkannya.
Pada bulan April, sebuah kelompok kecil pemilih yang memenuhi syarat di Jepang disurvei mengenai kekhawatiran mereka terhadap AI.
Dan juga 69,4% mengatakan bahwa mereka menginginkan peraturan yang lebih ketat untuk pengembangan dan implementasi AI.
Artikel ini Telah Tayang Di Laman Detik.com : Jepang Bolehkan Penggunaan Teknologi AI di Sekolah Tapi...