Menelusuri Sejarah Beridirinya Kerajaan Demak, Ini 5 Raja Yang Berperan Dalam Penyebaran Islam di Nusantara

Senin 15-04-2024,22:12 WIB
Reporter : Bodok
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM -  Kesultanan Demak atau Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam Jawa yang berdiri pada perempat akhir abad ke-15 di Demak.

Demak sebelumnya merupakan kadipaten yang tunduk pada Majapahit yang telah melemah saat itu untuk beberapa tahun sebelum melepaskan diri. Menurut cerita tradisional Jawa yang populer, kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah, anak raja Majapahit terakhir. Demak memainkan peran penting dalam mengakhiri pemerintahan Majapahit dan penyebaran Islam di Jawa.

BACA JUGA:Kesultanan Ini Bisa menaklukan Pajajaran Sedangkan Majapahit Gagal, Simak Ceritanya!

Sepanjang setengah awal abad ke-16, Demak berada pada puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Trenggana. Pada masanya, ia melakukan penaklukkan ke pelabuhan-pelabuhan utama di Pulau Jawa hingga ke pedalaman yang mungkin belum tersentuh Islam. Sejarah Singkat Kerajaan Demak


--

Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah yang juga menjadi raja pertama di kerajaan tersebut. Raden Patah yang sebelumnya pergi meninggalkan Majapahit  mendirikan Kerajaan Demak setelah memperoleh dukungan dari bupati yang berkuasa di sekitar wilayah Demak.

BACA JUGA:Majapahit Tidak Mampu Taklukan Pajajaran, Apakah Karena Prabu Siliwangi adalah Raja-Nya?

Ia kemudian mendirikan Kerajaan Demak dengan aturan dan norma yang berlandaskan pada nilai-nilai dan ajaran Islam. Pada masa pemerintahan Raden Patah, wilayah kekuasaan Kerajaan Demak meliputi daerah Jepara, Tuban, Sedayu, Palembang, Jambi, dan beberapa daerah di Kalimantan. Setelah Raden Patah, anaknya yang bernama Pati Unus naik tahta setelah masa kekuasaan sang ayah sudah berakhir di tahun 1518. Sayangnya Pati Unus yang bergelar Pangeran Sabrang Lor hanya berkuasa selama tiga tahun saja. Hal ini karena Pati Unus gugur dalam usahanya untuk menyerbu Portugis yang kedua kalinya ke Malaka pada tahun 1521.

BACA JUGA:Inilah Kerajaan Kecil Yang Tidak Bisa Dikalahkan Oleh Majapahit, Apakah Nama Kerajaan Itu?

Tahta Pati Unus kemudian diisi oleh Sultan Trenggana yang dikenal karena terlibat dalam pertempurannya merebut Sunda Kelapa di bawah pimpinan Fatahillah. Kerajaan Demak mencapai puncak kejayaan pada tahun 1521-1546 di bawah pemerintahan Sultan Trenggono. Di bawah kekuasaan Sultan Trenggana, kerajaan besar yang ada di Jawa seperti Kerajaan Madura, Blambangan, Mataram, dan Pajang berhasil dikuasai oleh Kerajaan Demak.

Pemerintahan Sultan Trenggana berakhir setelah Ia wafat dalam peperangan yang terjadi di Pasuruan tahun 1546.

BACA JUGA:Inilah 5 Keturunan Suku Jadi Bukti Majapahit Pernah Kuasai Pulau Sumatera

Setelah Sultan Trenggana, tahta penguasa Kerajaan Demak diisi oleh putranya yang bernama Sunan Prawoto. Namun Sunan Prawoto hanya memimpin selama beberapa tahun saja karena ia lebih tertarik untuk mendalami kehidupannya sebagai seorang ulama yang menyebarkan Islam ke seluruh penjuru Jawa. Selepas Sunan Prawoto, tahta kerajaan jatuh pada sosok bernama Arya Penangsang. Dalam sejarahnya, dikatakan bahwa bahwa Sunan Prawoto meninggal karena dibunuh oleh orang suruhan Arya Penangsang.

Hal ini karena Arya Penangsang ingin mengambil alih kekuasaan di Kerajaan Demak. Arya Penangsangan kemudian memindahkan pusat pemerintahan kerajaan ke Jipang.

BACA JUGA:Menguak Misteri 4 Makam Misterius di Puncak Gunung Salak, Ternyata Ini 4 Nama Makam Tersebut

Berbagai konflik mulai muncul setelah tindakan itu dilakukan, terlebih setelah adanya pemindahan Kerajaan Demak ke Pajang pada tahun 1586 karena Sultan Hadiwijaya berhasil mengalahkan Arya Penangsang. Pada masa itu pula Kerajaan Demak berakhir atau runtuh dan jatuh ke tangan Sultan Hadiwijaya atau Jaka Tingkir, pendiri Kerajaan Pajang. Penyebab Runtuhnya Kerajaan Demak Runtuhnya Kerajaan Demak disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain:

1. Sengketa Kekuasaan

--

Sengketa kekuasaan terjadi karena Raden Patah diketahui mempunyai banyak anak laki-laki, tapi berasal dari ibu yang berbeda-beda.

BACA JUGA:Telah Ada Sejak 20 Ribu Tahun SM, Benarkah Gunung Padang Merupakan Piramida Terbesar di Dunia, Ini Faktanya!

Hal ini bertambah rumit setelah Adipati Unus meninggal tanpa memiliki keturunan anak laki-laki. 2. Perang Saudara


--

Perang saudara terjadi karena perebutan tahta antara dua putra Raden Patah yaitu Pangeran Surowiyoto (Sekar Seda Lepen) dengan Sultan Trenggana. Hal ini terjadi karena Seda Lepen yang merupakan putra tertua dari sang raja, tapi Ia terlahir dari istri ketiga. Sementara Sultan Trenggana yang lebih muda, lahir dari istri yang pertama. Sunan Prawoto yang merupakan Sultan Trenggana bahkan membunuh Seda Lepen karena kedudukannya tidak berjalan lancar dan ditentang keras.

BACA JUGA:Kerajaan Pajajaran Bukan Kerajaan Lemah, Mahapatih Gajah Mada Saja Gagal Menaklukannya, Apa Sebabnya?

Sementara Arya Penangsang yaitu putra dari Sekar Seda Lepen membalaskan dendam ayahnya dengan membunuh Sunan Prawoto sekeluarga dan merebut posisi raja Demak yang kelima. Namun ulahnya membunuh pemimpin Jepara yaitu Pangeran Hadiri kemudian membuat para adipati termasuk Jaka Tingkir memusuhinya. 3. Kegagalan Pemerintahan

 


--

Kegagalan pemerintahan Kerajaan Demak juga menjadi salah satu faktor runtuhnya kerajaan tersebut. Perbedaan mazhab antara masyarakat dan bangsawan, sikap pemerintah yang terlalu fokus dengan perang menghadapi Portugis, serta kurangnya kemauan untuk mendengarkan aspirasi dari rakyat, membuat Kerajaan Demak tidak dapat bertahan.

BACA JUGA:Selain Makam Nyi Roro Kidul, Ternyata Ada 3 Makam Keramat Lagi di Gunung Salak

Raja – Raja Demak

1. Raden Patah (1500-1518 M)

 

--

Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah, salah satu putra dari raja Majapahit dari istri raja yang berasal dari Cina yang telah masuk Islam. Raden Patah memimpin sejak 1500 M. Dibawah kepemimpinan Raden patah, Demak mampu berkembang menjadi pusat agama Islam uyang dikembangkan melalui peran Wali Songo. Periode kepemimpinan Raden Patah merupakan periode awal berkembangnya Islam di Jawa.

2. Adipati Unus (1518-1521 M)

 

--

Pasca meninggalnya Raden Patah pada tahun 1518 M, Kesultanan Demak diambil alih oleh putranya Adipati Unus (1488-1521 M).

Keberaniannya dalam perang membuat Adipati Unus mendapatkan gelar Pangeran Sabrang Lor.

BACA JUGA:Ini Fakta Menarik Tentang Gunung Padang, No 2 Bikin Bangga Indonesia!

Kategori :