PAGARALAMPOS.COM - Hubungan diplomatik Kerajaan Majapahit dengan kekaisaran China kembali terjalin semasa raja Hayam Wuruk bertahta. Padahal sebelumnya huru hara yang muncul ketika Kerajaan Majapahit berdiri di bawah Raden Wijaya.
Kala itu Raden Wijaya memanfaatkan kekuatan pasukan Cina menyerang kembali Kerajaan Kediri untuk membebaskan sejumlah anak Kertanagara, Raja Singasari.
Setelah hampir tiga raja bertahta yakni Raden Wijaya, Jayanagara, hingga Tribhuwana Tunggadewi, hubungan diplomatik dengan Kekaisaran Cina dijalin kembali.
Konon Hayam Wuruk memerintahkan seorang utusan untuk menuju Cina pada tahun 1368 Masehi.
BACA JUGA:Ekspansi Majapahit ke Semenanjung Malaya, Percaya Nggak, Pancuran Singapura Tiru Candi Belahan
Prof. Slamet Muljana dalam "Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit" menyebut utusan itu juga membawa upeti bagi kaisar Dinasti Yuan.
Pada waktu itu di negeri Cina sedang timbul hara-huru, yang mengakibatkan jatuhnya pemerintahan Dinasti Yuan.
Seorang anak petani bernama Tsu Yuan Tsiang yang waktu mudanya menjadi pendeta Budha, pada tahun 1358 berhasil menguasai Nanking dan beberapa daerah di Cina Selatan.
Ia bertekad meletakkan kependetaannya untuk memimpin tentara pemberontakan, ketika asramanya dirusak oleh tentara Dinasti Yuan.
BACA JUGA:Waspada, Pelaku Hipnotis Incar Perhiasan Ibu Ibu, di Pagar Alam Ada 3 Kejadian
Dari Nanking Tsu Yuan Tsiang bergerak ke utara menuju Peking dan berhasil mengusir Kaisar pada tahun 1368.
Sejak itu Tsu Yuan dinobatkan sebagai Kaisar bergelar Hung Wu, dan mendirikan dinasti baru bernama Ming artinya gemilang. Hung Wu ialah Kaisar pertama dari Dinasti Ming.
Ketika Peking jatuh, utusan dari Majapahit sudah ada di Fukien dalam perjalanan pulang. Karena mendengar berita tentang jatuhnya Dinasti Yuan, utusan itu kembali ke Peking untuk menyampaikan ucapan selamat kepada Kaisar Hung Wu.
Secara resmi Kaisar Hung Wu mengirim utusan ke Majapahit pada tahun 1370 untuk menyampaikan berita tentang timbulnya Dinasti Ming sebagai pengganti Dinasti Yuan.