PAGAR ALAM, PAGARALAMPOS.COM - Kota Pagar Alam merupakan kota dengan jumlah stunting paling rendah di 17 Kabupaten/kota. Menurut data, Kota Pagaralam saat ini berada di angka 11,5% dan untuk target akan ditekan menjadi dibawah 10% pada tahun 2024 mendatang.
Untuk itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Pagar Alam Bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kota Pagar Alam terus berusaha memaksimalkan upaya tersebut dengan menggelar kegiatan mini lokakarya sosialisasi penurunan stunting juga program Gubernur Sumsel H Herman Deru yakni Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) yang dinilai mampu menekan angka stunting.
Pada Senin, 12 Juni 2023, kegiatan mini lokakarya sosialisasi penurunan stunting dilaksanakan oleh BKKBN Kota Pagar Alam. Di hadiri oleh Lurah, Ketua RT/RW, dan pengurus PKK Kelurahan Burung Dinang.
Lurah Burung Dinang Yunpiter SE pihaknya sangat mendukung program Pemerintah Kota Pagar Alam tentang percepatan penurunan stunting dan Program Gubernur Sumsel H Herman Deru yakni Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
BACA JUGA:Sambut HUT Kota Pagar Alam Ke 22 Tahun, Warga Kelurahan Muara Siban Lakukan Jum'at Bersih
"Sosialisasi yang disampaikan berfokus pada pembahasan tentang pemberian gizi anak, ciri-ciri stunting, hingga ke penangananya,"ujar Yunpiter SE kepada Pagaralampos.com. Senin, 12 Juni 2023.
Dikatakannya, Stunting ini terjadi diakibatkan banyak faktor, untuk itu, pihak kelurahan sangat mendukung upaya yang dilakukan Pemerintah kepada masyarakat Kelurahan Burung Dinang dalam rangka mencegah stunting.
"di Kelurahan Burung Dinang sendiri Alhamdulillah belum ada yang terdeteksi adanya anak stunting," ungkapnya.
Banyak cara, lanjut Yunpiter, untuk mendukung upaya penurunan stunting tersebut, salah satunya dengan aktif menjalankan program GSMP yang di inisiasi oleh Gubernur Sumsel H. Herman Deru.
BACA JUGA:Berikan Data yang Valid, Lurah Rebah Tinggi Pantau Pelaksanaan FKP Regsosek
"Uapayanya ialah memberikan pemenuhan gizi yang cukup dan seimbang dari sayur-sayuran, buah, ikan hingga daging hal itu bisa dijalankan masyarakat di lingkungan rumah masingmasing," tuturnya.
Dijelaskannya, jika masyarakat sendiri sudah mampu menghidupkan pekarangannya dengan menanan sayuran, memelihara ikan, memelihara hewan ternak, maka secara bertahap pemenuhan gizi masyarakat dapat terpenuhi dan masyarakat dapat mandiri secara pangan,"tambahnya.
Yunpiter berharap, masyarakat semakin paham akan bahaya yang ditimbulkan dari stunting ini, dan dapat menerapkan ilmu yang telah disampaikan pada sosialisasi tersebut.
"Semoga dengan adanya kegiatan seperti ini dapat mengejar target yang telah ditetapkan pemerintah untuk tahun 2024 mendatang,"pungkasnya.*