Hal itu bertujuan agar menandai bahwa terdapat batu nisan, yang tidak mudah punah dan rusak.
Menengok Patilasan di Puncak Gunung Tampomas
Hingga kini, patilasan masih dikunjung peziarah; biasanya mereka sengaja menaiki gunung Tampomas untuk sampai di puncaknya dan bermalam.
Dipercaya hal itu dilakukan untuk mendapatkan kemudahan dalam segala hal, ada yang ingin mendapat kemudahan dalam usahanya, karir, maupun hal lain.
Bagi kalian yang penasaran dengan salah satu situs sejarah yang berada di puncak ketinggian ini, dapat kunjungi langsung ke tempatnya.
Namun, ada beberapa aturan yang perlu diperhatikan, diantaranya tidak boleh merusak dan mengotori lingkungan atau daerah tersebut.
Untuk diketahui, Gunung Tampomas berada di utara wilayah Kabupaten Sumedang.
Secara administratif, kawasan Tampomas berada di lima kecamatan, yaitu Buahdua, Conggeang, Paseh, Cimalaka dan Tanjungkerta.
Luas area Taman Wisata Alam Gunung Tampomas adalah 1.250 hektar.
Kawasan Hutan Gunung Tampomas termasuk dalam tipe hutan hujan pegunungan dengan keanekaragaman flora dan fauna. Tumbuhan yang mendominasi kawan ini adalah jamuju, rasamala dan saninten. Sedang jenis hewan yang liar dan banyak ditemui adalah kancil, lutung, babi hutan dan beberapa jenis burung. Puncak Gunung Tampomas (penduduk setempat menyebutnya Sanghiyang Taraje) adalah sebuah lahan luas setinggi 1684 mdpl seluas 1 hektare yang berada di ujung paling atas Gunung Tampomas.
Lokasi ini memiliki estetika tinggi karena dari tempat ini wisatawan dapat menikmati pemandangan indah ke arah Kota Sumedang dan sekitarnya.
Adanya lubang-lubang kawah dan batu-batu besar berwarna hitam manambah kekayaan imajinasi bagi yang melihatnya.
BACA JUGA:Makin Bikin Nagih, Gunakan Ban Terbaik Di Indonesia Ini, Nomor 3 Paling Laris Lho!
Sekitar 200 meter ke arah utara dari puncak Sanghiyang Taraje, terdapat makam keramat yang dikenal dengan nama Pasarean.