Sehingga bisa digunakan untuk operasi di air dengan arus yang tenang. M113 ini tidak dirancang untuk beroperasi di sungai dengan arus deras atau diluncurkan dari kapal pendarat di lepas pantai.
BACA JUGA:Beli Alutsista Membuat Hutang Luar Negeri Makin Menumpuk, Jadi Gimana Ya
Salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan amfibi M113 yaitu dengan membuat perangkat khusus yang dikembangkan oleh ARIS.
Sehingga memungkinkan kendaraan untuk beroperasi dengan aman pada operasi pendaratan dari kapal ke sungai maupun pantai.
Perangkat tersebut memiliki berat sebesar 1.350-1700 kg termasuk atap, buritan dan haluan. Dimana semua itu terbuat dari light alloy seperti yang ada pada bodi M113.
Kubah komandan ada di bagian atap dan lubang palka persegi untuk pasukan di belakang tetap dipertahankan. Begitu pula dengan pintu belakang.
Arisgator menjadi salah satu tank yang sangat aman untuk digunakan di laut terbuka dan dalam kondisi yang sangat berat.
BACA JUGA:Parah, Diduga Dicekoki Narkoba Dulu Baru Digilir 10 Pria Bareng Oknum Perwira Brimob
Arisgator ini juga memiliki kemampuan bermanuver yang sangat mudah dalam pengendaraan, bahkan bisa berputar di sumbu vertikal.
Kemampuan lainnya yaitu menunjukkan profil yang rendah di atas air, bisa dengan mudah diluncurkan, balik kembali maupun disimpan oleh kapal LPD.
Pada saat digunakan di darat, Arisgator bisa dipacu hingga kecepatan 60 Km/jam dan menempuh jarak lebih dari 500 km.
Arisgator ini memiliki fungsi yang tidak jauh berbeda dengan M113 yang tidak hanya berfungsi sebagai kendaraan pendarat tetapi juga bisa melakukan penetrasi jauh dari pantai.
Arisgator dilengkapi dengan torrent untuk 12,7 HMG atau 40 mm AGL dengan remote control, ballistic computer.
Juga peralatan sensor lainnya (night vision system, video-camera, laser range finder dan sebagainya).
Menariknya lagi, proteksi tank ini bisa menahan tembakan 7,62 mm AP (armour piercing) pada jarak lurus 30 m. (*)