PAGARALAMPOS.COM – Pada beberapa waktu kemudian Chen kemudian mempercayakan panti asuhan itu pada George.
Mulanya George tidak menginginkan dirinya menjadi pengasuh. Namun setelah didesak oleh Lee, akhirnya dia mau.
Dia memperbaiki generator, bercocok tanam dan bersama Lee mengajari anak-anak memakai tepung anti kutu dan merapikan rambutnya, termasuk mandi.
BACA JUGA:The Children of Huang Shi (2008), Antara Cinta, Tanggungjawab dan Keberanian (01)
George yang tak punya pengalaman mau tak mau harus belajar untuk merawat ke-60 anak yatim piatu di panti asuhan tersebut.
Lucunya, George yang di awal kisah digambarkan Jago basket, alat permainan pertama yang dibangun adalah 'Ring Basket'.
Di sinilah kisah dimulai, bagaimana repotnya mengasuh anak-anak korban perang.
Mirip panti asuhan di film ‘Kite Runner’ dan teman teman ‘Si Satelite’ di Turtle Can Fly.
BACA JUGA:The Impossible, Kegigihan Usaha Sebuah Keluarga yang Mengharukan dan Inspirasional (01)
Mungkin begitulah ‘anak-anak ‘terbuang’. Mereka kadang ganas, kadang beringas.
Namun sejatinya mereka hanya menginginkan satu hal; perhatian! Merindukan satu hal, kasih sayang!
Keberadaan George di panti asuhan tersebut pada awalnya tidak ditanggapi dengan baik para penghuni.
Meski demikian, perlahan-lahan dibantu Lee, George mampu merebut hati anak-anak.
BACA JUGA:The Impossible, Kegigihan Usaha Sebuah Keluarga yang Mengharukan dan Inspirasional (02)
Di sinilah George kemudian berkenalan dengan seorang wanita ningrat Cina bernama Madame Wang (Michelle Yeoh) yang menjalankan usaha perdagangan.