Kelompok masyarakat ini bermata pencaharian sebagai nelayan dan pencari ikan di daerah pantai. Jika air sedang surut, biasanya mereka berpindah ke tempat lain yang potensi hasil ikannya lebih banyak.
Oleh karena kehidupan yang tidak menetap, suku Ameng Sewang tidak memiliki tempat tinggal permanen.
Mereka hanya membangun gubuk kecil di pinggir pesisir atau mendiami sampan-sampan di daerah pantai.
BACA JUGA:Mengulik Misteri Gunung Penanggungan yang Menyimpan Mitos Suara Misterius di Puncak Gunung
Jika sedang tidak memancing, masyarakat biasanya berkumpul di pinggir pantai sambil merokok bersama seluruh anggota keluarga.
Mayoritas suku Ameng Sewang beragama Islam atau muslim.
Maka dari itu, masyarakat terlarang untuk mengonsumsi minuman keras sekalipun hanya meminum tuak nira.
Masyarakat ini hanya menyukai rokok dan tidak segan menghabiskan beberapa bungkus rokok setiap hari.
BACA JUGA:Kek Hotel Bintang 5 Berjalan, Ini 7 Bus Pariwisata Paling Mewah di Indonesia
2. Suku Bangsa Lom
Suku bangsa Lom merupakan salah satu Suku Yang Ada Di Bangka Belitung.
Suku bangsa Lom juga menjadi suku bangsa tertua di Bangka Belitung.
Menurut para sejarawan, suku bangsa ini berasal dari Kerajaan Majapahit yang melarikan diri karena enggan untuk memeluk agama Islam.
Maka dari itu, kelompok masyarakat ini lebih suka mendiami wilayah pedalaman dan hutan untuk menghindari interaksi dengan masyarakat sekitar.
BACA JUGA:Kisah Cinta Penuh Perjuangan, Inilah Sejarah Cinta Putri Tribhuwana Tunggadewi dan Gajah Mada yang Melegenda
Pada tahun 1973, Suku Bangsa Lom terpecah menjadi dua bagian yaitu Suku Lom Luar dan Suku Lom Dalam. Suku Lom Luar adalah suku Lom yang turun gunung pasca terbukanya lahan baru untuk pemukiman.