1. Penyakit Tiroid
Hormon yang dihasilkan tiroid berdampak pada proses metabolisme dan detak jantung.
Selain itu, tiroid juga mengatur waktu ovulasi dan menstruasi. Orang dengan hipotiroidisme tidak akan menghasilkan cukup hormon tiroid atau memproduksinya secara berlebihan. Hal inilah yang menyebabkan siklus haid tidak normal.
Gangguan menstruasi yang disebabkan oleh penyakit tiroid bisa lebih berat atau lebih ringan. Pada orang-orang tertentu, ini bahkan bisa menghentikan ovulasi.
2. Stres
Penyakit yang berhubungan dengan stres dapat mengganggu hormon, memengaruhi suasana hati, dan bahkan memengaruhi area otak yang mengontrol siklus menstruasi. Siklus menstruasi juga dapat dipengaruhi dari waktu ke waktu oleh penyakit, kenaikan atau penurunan berat badan yang cepat, dan kondisi terkait stres lainnya.
3. Pola Makan yang Tidak Teratur
Pola makan yang tidak teratur dapat memengaruhi kenaikan dan penurunan berat badan.
Perubahan berat badan yang drastis pun dapat mengganggu kemampuan hipotalamus untuk berfungsi secara normal. Penurunan berat badan yang signifikan juga dapat mencegah produksi estrogen.
BACA JUGA:Saat Haid, Pilih Menstrual Cup, Tampon, atau Pembalut Untuk 'Teman' Anti Bocormu?
Sementara itu, jika kamu kelebihan berat badan, tubuh akan membuat banyak estrogen.
Nah, faktor kedua ini bisa berdampak pada proses ovulasi bulanan, atau terbukanya sel telur.
Siklus menstruasi bulanan pun akhirnya terganggu.
Itulah ulasan mengenai efek telat haid yang perlu diwaspadai oleh remaja.
Meski efeknya dapat membuat tidak nyaman, hal ini bisa diatasi dengan mengonsumsi obat tertentu dan berkonsultasi dengan dokter.