SAKTI! Ini Cerita Si Pahit Lidah dan Peninggalanya, Ada Batu Macan

Jumat 26-05-2023,04:00 WIB
Reporter : Rerry
Editor : Rerry

Kisah Si Pahit Lidah yang kedua memiliki kisah dengan jalan cerita tentang pertempuran Si Pahit Lidah dengan Si Mata Empat. 

Dalam kisah ini hanya menceritakan tentang adu kesaktian antara Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat.

Si Pahit Lidah meninggal akibat tipu muslihat Si Mata Empat. Demikian juga Si Mata Empat, menemui ajalnya akibat keracunan lidahnya Si Pahit Lidah.

Secara umum, demikianlah pola cerita dan legenda Si Pahit Lidah yang beredar di kalangan masyarakat. Di luar cerita dan legenda Si Pahit Lidah yang tersebar luas tersebut.

BACA JUGA:5 Rekomendasi Gaya Rambut Pixie Hair Cut, Salah satunya Choppy Crop yang Lagi Populer

Di kalangan masyarakat yang ada di daerah Besemah, ternyata memiliki versi cerita sendiri tentang kisah Si Pahit Lidah.

Beberapa kisah yang dituturkan memiliki orientasi cerita yang dipengaruhi oleh latar tinggalan megalitik yang ada di daerah mereka. 

Batu Macan

Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Sepertinya pribahasa ini cocok digunakan sebagai ungkapan bahwa di mana pun kita berada harus menaati peraturan-peraturan yang telah diterapkan masyarakat sekitar tempat kita tinggal. 

BACA JUGA:Kibok Sasaran Lokasi Intensifikasi Tanaman Kopi Arabika Kementan

Begitu juga dengan Batu Macan. Objek wisata yang tak hanya bernilai seni tapi juga sarat makna dan pesan.

Batu Macan tepatnya adalah simbol yang diyakini masyarakat sebagai wujud nyata peraturan adat (perdat) yang harus dipatuhi. 

Diperkirakan, Batu Macan yang terdapat di Desa Pagar Alam Kecamatan Pulau Pinang Kabupaten Lahat ini, sudah ada sejak zaman Majapahit pada abad 14 lalu.

Sebagai simbol, Batu Macan ini merupakan bentuk penjagaan atau pagar terhadap perzinahan dan pertumpahan darah dari empat daerah, yakni Pagar Gunung, Gumay Ulu, Gumay Lembah, dan daerah Gumay Talang.

BACA JUGA:Ingin Tampil Fresh Seperti Shaggy, Yuk Cobain 6 Gaya Rambut Pixie Hair Cut

Ketika koran ini mengunjungi peninggalan bersejarah tersebut, diperoleh keterangan dari Jurai Tue Adat (Sesepuh. red) Idrus (62).

Kategori :